Cerita Rakyat Indonesia #83: Keberanian Rambun Pemanen

Cerita rakyat Indonesia yang saya bagikan kali ini sedikit berbeda dari cerita rakyat aslinya yang saya baca dari buku 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara yang ditulis kembali oleh Marina Asril Reza.

Saya berpikir bahwa cerita rakyat Indonesia dengan judul baru Keberanian Rambun Pemanen sangatlah bagus. Jika teman-teman punya imajinasi yang tinggi sekali, saya yakin cerita rakyat ini tidaklah kalah dengan Shrek ataupun dongeng-dongeng dari luar. Tentu dengan beberapa penyesuaian-penyesuaian.

Cerita Keberanian Rambun Pemanen berkisah tentang seorang anak yang ingin menyelamatkan Ibunya yang disekap oleh seorang raja lalim, yaitu Raja Angek Garang. Bagaimana cara Rambun Pemanen menyelamatkan Ibunya? Ya, dibaca sajalah... nanti saya malah jadi penulis spoiler lagi. Hehehe... ^^

***

Tidak ada orang yang meragukan kecantikan Lindung Bulan, seorang janda kembang beranak dua. Termasuk Angek Garang, Raja Negeri Terusan Ceriman, yang bahkan dengan terang-terangan ingin memperistrinya. Melalui utusan, raja lalim ini menyampaikan maksudnya untuk melamar Lindung Bulan. Tapi, tentu saja lamaran tersebut ditolak Lindung Bulan. Penolakan ini membuat Angek Garang murka sampai ke ubun-ubun. Diperintahlah Panglima Palimo Tadung untuk menculik Lindung Bulan. Dan selama bertahun-tahun

Setelah bertahun-tahun hidup tanpa orangtua, Rambun Pemanen yang sudah dewasa berniat menyelamatkan ibunya tercinta. Reno Pinang, kakak kandung Rambun Pemanen, sempat mencegah hal tersebut. "Janganlah gegabah adikku. Kita hanyalah rakyat biasa. Apa yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan Ibu?"

"Ini!" Sahut Rambun Pemanen sambil menunjukkan tangannya yang kekar.

Perbedaan pandangan kedua kakak beradik itu membuat mereka bertengkar. Hingga Rambun Pemanen akhirnya berkata, "Jika Kakak tidak ikut bersama dalam satu barisan menyelamatkan Ibu, biarlah aku saja yang melaksanakan cita-cita ini."

Reno Pinang yang tidak sekuat dan seberani adiknya segera terdiam. Ia membiarkan adiknya menyelamatkan Ibunda mereka.

Pergilah Rambun Pemanen menuju Negeri Terusan Cermin.

Di tengah perjalanan, ia singgah dirumah seorang petani selama beberapa waktu lamanya. Sebagai seorang tamu, Rambun Pemanen tidak berpangku tangan. Ia membantu si petani menggarap ladang dan sawah. Hal ini terus dilakukan sampai Rambun Pemanen merasa sudah cukup waktu baginya kembali kepada tujuan utamanya.

Si petani bertanya kepada Rambun Pemanen hendak kemana. Rambun Pemanen menjawab hendak ke Negeri Terusan Cermin untuk menyelamatkan Ibunya. Si Petani lalu menunjukkan arah ke Negeri Terusan Cermin dan memberi Rambun Pemanen sebuah tongkat sakti bernama Mana Sungsang.

Setelah itu, Rambun Pemanen berangkat ke arah yang ditunjukkan.

Di tengah perjalanan, Rambun Pemanen bertemu seorang laki-laki yang mau dimakan ular raksasa. Dengan sigap Rambun Pemanen menghabisi ular raksasa tersebut dengan Mana Sungsang. Alhasil, laki-laki tersebut selamat dan ular raksasa tersebut terbunuh.

"Kawan, apakah yang bisa kulakukan untukmu sebagai ucapan terima kasih?"

"Tunjukkan padaku dimana Negeri Terusan Cermin itu?" kata Rambun Pemanen.

Maka, keduanya pun menjadi kawan seperjalanan ke Negeri Terusan Cermin.

***

Singkat cerita, Rambun Pemanen dan laki-laki itu sampai di Negeri Terusan Cermin. Mereka berdua dihadap oleh para hulubalang. Orang-orang sakti itu menghajar Rambun Pemanen dan temannya sampai babak belur. Rambun Pemanen pun ingat Manau Sungsang. Saat digunakan, sekali libas saja, para hulubalang segera keok.

Mengetahui ada keributan di kerajaannya, Raja Angek Garang menjadi murka. Ia pun datang menemui Rambun Pemanen.

Tanpa banyak bicara, keduanya terlibat pertarungan sengit. Raja Angek Garang melompat-lompat dan mengeluarkan jurus-jurus rahasia. Sementara, Rambun Pemanen hanya menangkis-nangkis saja dan berusaha menghindari serangan tersebut. Namun, ia tetap mengamati segala pergerakan Angek Garang. Dan di saat Angek Garang melakukan kesalahan, disitulah Rambun Pemanen menyerang Raja Negeri Terusan Cermin itu. Raja lalim itu tewas seketika itu juga.

Tuntas juga cita-cita Rambun Pemanen menyelamatkan Ibunya. Namun, ada bonusnya, masyarakat sekitar yang melihat aksi Rambun Pemanen memintanya untuk menjadi raja menggantikan Angek Garang. Walaupun, tidak bersedia Rambun Pemanen dipaksa dan akhirnya jadilah ia pemimpin baru dari Negeri Terusan Cermin. Dan memimpin daerah itu dengan bijaksana.

***

Bagaimana cerita rakyat Indonesia yang saya bagikan hari ini? Bagus tidak? Semoga-moga cerita rakyat ini memberi inspirasi kepada teman-teman untuk selalu berani menghadapi permasalahan, apapun rintangannya. Karena, dibalik kesulitan pasti ada kemudahan. Terima kasih sudah membaca artikel ini.

Jika teman-teman ingin membaca cerita rakyat lainnya, silakan pilih dibagian kategori sidebar ya. Atau kalian bisa langsung kunjungi beberapa dongeng Indonesia yang saya rekomendasikan untuk kalian baca: legenda danau toba, cerita bawang merah bawang putih, cerita rakyat timun mas, cerita keong mas, dan cerita rakyat tangkuban perahu.
0 Komentar untuk "Cerita Rakyat Indonesia #83: Keberanian Rambun Pemanen"

Back To Top