Cerita Rakyat Indonesia #113: Pan Balang Tamak [Part 2]

Cerita rakyat yang saya posting hari ini merupakan lanjutan dari cerita rakyat Indonesia #112: Pan Balang Tamak [Part 1]. Kisahnya tentu masih seputar akal-akal Pan Balang Tamak dalam mengelabui (mengerjai) Kelian Banjar. Sewaktu Raja Anak Agung memerintahkan Kelian untuk melakukan arah-arahan kepada Pan Balang Tamak. Karena, saat itu adalah giliran Banjar Pan Balang Tamak untuk meboros*. Bagaimana kisah selengkapnya?

Cerita Rakyat Bali Pan Balang Tamak

Suatu ketika di Bulan Berburu, Banjar tempat Pan Balang Tamak tinggal mendapat giliran meboros. Kelian Banjar kemudian melakukan arah-arahan kepada para Kramanya.

“Esok, setelah ayam keluar dari kandang, semua Krama diharapkan berkumpul di Bale Banjar dengan membawa anjing untuk berburu ke alase**! Jika tidak, akan didenda!”

Semuanya pulang dalam keadaan mengerti.

***

Keesokan harinya…

Pan Balang Tamak bangun pagi-pagi sekali. Ia menyiapkan anjing serta segala sesuatunya yang digunakan untuk merobos. Setelah semuanya siap, Pan Balang Tamak duduk-duduk di depan sambil sesekali melihat apakah ayamnya sudah keluar kandang atau belum.

Tunggu ditunggu ternyata ayamnya baru keluar kandang ketika hari sudah sore.

Bergegaslah Pan Balang Tamak menyusul para Krama lain yang sudah berburu sejak pagi. Sesampainya di hutan, Pan Balang Tamak menemui para Krama lain. Ia melihat mereka sudah hendak pulang dengan hasil buruan masing-masing, seperti kijang, celeng, dan lainnya.

Melihat kedatangan Pan Balang Tamak, Kelian Banjar segera mengeluarkan buku catatan dosa untuk mencatatkan denda Pan Balang Tamak. “Karena kamu datang telat, kamu harus membayar denda.”

Tapi, laki-laki banyak akal itu berdalih, “Tunggu dulu Jero, saya kan tidak bersalah. Mengapa harus membayar denda? Kemarin kan arahan dari Kelian, harus datang ketika ayam sudah keluar dari kandang, dan ayam saya baru keluar sore ini. Jadi, saya tidak salah kan?”

Kelian Banjar diam sejenak. Rasanya betul juga ia berkata begitu kemarin. Tapi, ia kesal dengan kelakuan Pan Balang Tamak, jadi ia mencari kesalahan lain. “Iya, itu benar. Tapi kamu tidak membawa anjing galak untuk berburu. Karena itu, kamu harus didenda!”

Pan Balang Tamak lagi-lagi menyangkal, “Eits… Eits… Jero salah duga kalau begitu. Justru anjing yang saya bawa adalah anjing paling galak. Mau bukti?”

Pan Balang Tamak lalu menggendong anjing dan melemparkan anjingnya ke dui nget-nget***. Seketika itu juga, anjing Pan Balang Tamak melolong keras—lebih keras dari anjing siapa pun yang ada di situ. Pan Balang Tamak mengatakan bahwa anjing yang melolong keras adalah anjing yang galak. Kelian Banjar dan para Krama setuju dengan hal itu. Sehingga, loloslah Pan Balang Tamak dari denda. Kembali Kelian Banjar dikelabui akal bulus Pan Balang Tamak. Hahaha…

Bagaimana kumpulan cerita rakyat Indonesia, lucu bukan?[]

----------
* Berburu.
** Hutan.
*** Sejenis pohon berduri (kaktus liar).
0 Komentar untuk "Cerita Rakyat Indonesia #113: Pan Balang Tamak [Part 2]"

Back To Top