Cerita Rakyat Indonesia #6 - Legenda Kali Gajah Wong

Alkisah, Ki Sapa Wira adalah seorang abdi dalem Kraton Mataram yang selalu memandikan gajah milik Sultan Agung yang bernama Kyaii Dwipangga. Suatu ketika, dia sakit bisul di ketiaknya sehingga tidak bisa bergerak bebas. Terlebih lagi kalau harus memandikan seekor gajah.

Kemudian, Ki Sapa Wira pun meminta tolong adik iparnya, Ki Kerti untuk memandikan Kyai Dwipangga. Sebenarnya, nama lengkapnya adalah Ki Kerti Kertiyuda. Namun, karena terjangkit polio sejak kecil sehingga berjalan meliuk-liuk pincang (peyok). Maka ia pun dipanggil Ki Kerti Peyok.

"Kerti, tolong gantikan aku memandikan Kyai Dwipangga," tukas Ki Sapa Wira.

"Siap, Ki," jawab Ki Kerti Peyok.

"Tepuk kaki belakangnya, tarik buntutnya," pesan Ki Sapa Wira.

Ki Kerti Peyok manggut-manggut mendengar pesan tersebut.

Pagi-pagi benar, Ki Kerti Peyok berangkat ke kali bersama Kyai Dwipangga. Di tengah-tengah perjalanan, Ki Kerti Peyok tak lupa memberikan kelapa muda untuk sarapan Kyai Dwipangga supaya gajah itu patuh kepadanya.

"Nih... untuk kamu makan buat sarapan." Ki Kerti menyodorkan dua butir kelapa muda yang disambut oleh belalai Kyai Dwipangga.

Tak membutuhkan tempo lama untuk Kyai  Dwipangga membelah dua butir kelapa tersebut. Tinggal dibanting kemudian terbelah. Dan dengan lahap Kyai Dwipangga memakannya.

Sesudah kelapa tersebut habis dilahap, Ki Kerti memukul-mukulkan cemetinya ke pantat Kyai Dwipangga supaya gajah itu berendam ke dalam air kali. Digosok-gosoknya gajah tersebut supaya kotoran-kotoran di tubuhnya hilang. Setelahnya, Ki Kerti membawa pulang gajah itu.

"Ki, gajahnya sudah saya mandikan sampai bersih," Ki Kerti melapor kepada Ki Sapa Wira.

"Ya, terima kasih. Oiya, saya harap kamu mau memandikan Kyai Dwipangga lagi besok. Maklumlah, gajah memang harus sering dimandikan, apalagi kalau musim kawin seperti sekarang," jawab Ki Sapa Wira.

***

Seperti hari sebelumnya, keesokan harinya, Ki Kerti membawa Kyai Dwipangga ke kali untuk dimandikan. Namun, pagi ini berbeda dengan pagi kemarin karena cuaca terlihat mendung. Meskipun hujan tidak turun.

Dengan sigap, Ki Kerti membawa Kyai Dwipangga menuju ke sungai. Kali ini Ki Kerti kecewa, karena kali terlihat dangkal. Ki Kerti memilih ke tengah sungai. Menurutnya, tengah kali lebih dalam. Ketika hendak memandikan Kyai Dwipangga, tiba-tiba terjadi banjir bandang dari arah utara. Ki Kerti Peyok dan Kyai Dwipangga hanyut terbawa arus sungai sampai Laut Selatan. Keduanya pun tak bisa diselamatkan.

Demi mengenang peristiwa tersebut, Sultan Agung menamai kali itu "KALI GAJAH WONG". Karena kali itu telah menghanyutkan gajah dan wong. Konon, tempat Ki Kerti memandikan Kyai Dwipangga saat ini bersebelahan dengan bonbin Gembiraloka.
0 Komentar untuk "Cerita Rakyat Indonesia #6 - Legenda Kali Gajah Wong"

Back To Top