Halo, hari ini, saya akan memposting cerita pendek anak dulu. Maaf ya menyalahi jadwal. Padahal saya telah merencanakan menulis topik sejarah setiap hari Kamis. Karena belum dapat ide apapun, saya posting dulu saja cerita yang sudah ada untuk mengisi kekosongan postingan. Masuk dalam kategori cerita pendek lucu anak dan ayah, saya memberi judul “Gara-gara Sambel”.
Seperti sebelumnya, saya kembali mengingatkan teman-teman untuk mensubscribe atau memfollow blog ini melalui Twitter, Facebook, Instagram, dan Youtube. Kalian akan mendapatkan informasi terkini mengenai post terbaru dari blog 365CeritaRakyatIndonesia.
(Baca: Rencana Terselubung Windi)
"Hahaha... Sambel ini enak loh," kata bapak sambil menggayam ayam geprek beserta lalapannya. Sambil mengunyah, bapak terus bicara, "Lagian kamu kenapa nggak suka sambel sih? Cah lanang kok wedi karo sambel!"
Satrio hanya menatap bapak dalam diam. Meskipun di benaknya, dia bertanya-tanya apa yang membuat sambel menjadi nikmat di mulut bapak?
Seolah tahu apa yang dipikirkannya, dengan mulut masih penuh makanan bapak bilang, "Sambel itu memang pedas, tapi sensasi dari rasa pedas itulah yang membuat kita jadi lahap menyantap makanan apapun. Mbok kamu coba dulu. Ntar kan ketagihan."
Ocehan-ocehan bapak membuat Satrio jadi penasaran. Tiba-tiba dia ingin merasakan apa yang bapaknya rasakan. "Yaudah, aku minta sedikit sambelnya," pintanya.
Bapak menyendok sambel dan meletakkannya di piring Satrio. "Dah coba dulu sana," perintah bapak di cerita pendek anak sekolah.
Ibu mesam-mesem melihat tingkah laku bapak dan Satrio.
Satrio menyuap makanannya yang telah diberi sedikit sambal. Ketika mengunyahnya, dia menemukan sensasi pedas membakar dinding-dinding mulutnya. "Ahh... Pedas," pekiknya.
Ibu memberikan segelas air putih hangat pada Satrio yang segera ditandaskannya. "Udah kalo kamu nggak doyan, nggak usah dimakan sambelnya. Daripada perutmu sakit nanti," kata ibu.
"Tapi bener kata bapak, bu. Sambelnya enak," kata Satrio, yang seketika itu juga bisa menikmati rasa nikmat dari pedas sambel.
"Bener kan enak?" bapak berkomentar, memastikan.
Dan dalam cerita pendek anak jaman sekarang ini, bapak dan Satrio tak membutuhkan waktu lama menandaskan salah satu makanan kekinian yang masih hits lagi tersebut.
(Baca: Layang-layang Irfan)
Besoknya, Satrio terbangun pagi-pagi benar. Bukan karena apa-apa, perutnya sakit. Reaksi kimia antara perut dan sambel yang dimakannya pada saat makan malam semalam mulai terjadi.
Satrio membuka pintu kamar mandi. Terkunci. Dia menggedor-gedor pintu, "Siapa didalam? Cepet dong, sakit perut nih!"
"Perut bapak juga lagi sakit, le. Tunggu bentar lagi ya," sahut bapak yang ternyata sudah nongkrong lebih dulu di WC.
"Cepetan pak! Udah nggak tahan nih!" Satrio makin keras menggedor pintu.
Semenit kemudian, bapak keluar dari dalam WC. Tanpa disuruh, Satrio langsung ngibrit ke dalam. "Jangan lama-lama yo le, perut bapak juga masih sakit nih!"
Ibu yang habis menggoreng tempe di dapur geli-geli gimana gitu melihat tingkah keduanya. Yah, mungkin sejak cerita pendek anak sekolah ini diposting, dia akan terus menyaksikan aksi rebut-rebutan WC antara bapak dan Satrio. Hihihi...
Seperti sebelumnya, saya kembali mengingatkan teman-teman untuk mensubscribe atau memfollow blog ini melalui Twitter, Facebook, Instagram, dan Youtube. Kalian akan mendapatkan informasi terkini mengenai post terbaru dari blog 365CeritaRakyatIndonesia.
(Baca: Rencana Terselubung Windi)
"Hahaha... Sambel ini enak loh," kata bapak sambil menggayam ayam geprek beserta lalapannya. Sambil mengunyah, bapak terus bicara, "Lagian kamu kenapa nggak suka sambel sih? Cah lanang kok wedi karo sambel!"
Satrio hanya menatap bapak dalam diam. Meskipun di benaknya, dia bertanya-tanya apa yang membuat sambel menjadi nikmat di mulut bapak?
Seolah tahu apa yang dipikirkannya, dengan mulut masih penuh makanan bapak bilang, "Sambel itu memang pedas, tapi sensasi dari rasa pedas itulah yang membuat kita jadi lahap menyantap makanan apapun. Mbok kamu coba dulu. Ntar kan ketagihan."
Ocehan-ocehan bapak membuat Satrio jadi penasaran. Tiba-tiba dia ingin merasakan apa yang bapaknya rasakan. "Yaudah, aku minta sedikit sambelnya," pintanya.
Bapak menyendok sambel dan meletakkannya di piring Satrio. "Dah coba dulu sana," perintah bapak di cerita pendek anak sekolah.
Ibu mesam-mesem melihat tingkah laku bapak dan Satrio.
Satrio menyuap makanannya yang telah diberi sedikit sambal. Ketika mengunyahnya, dia menemukan sensasi pedas membakar dinding-dinding mulutnya. "Ahh... Pedas," pekiknya.
Ibu memberikan segelas air putih hangat pada Satrio yang segera ditandaskannya. "Udah kalo kamu nggak doyan, nggak usah dimakan sambelnya. Daripada perutmu sakit nanti," kata ibu.
"Tapi bener kata bapak, bu. Sambelnya enak," kata Satrio, yang seketika itu juga bisa menikmati rasa nikmat dari pedas sambel.
"Bener kan enak?" bapak berkomentar, memastikan.
Dan dalam cerita pendek anak jaman sekarang ini, bapak dan Satrio tak membutuhkan waktu lama menandaskan salah satu makanan kekinian yang masih hits lagi tersebut.
(Baca: Layang-layang Irfan)
Besoknya, Satrio terbangun pagi-pagi benar. Bukan karena apa-apa, perutnya sakit. Reaksi kimia antara perut dan sambel yang dimakannya pada saat makan malam semalam mulai terjadi.
Satrio membuka pintu kamar mandi. Terkunci. Dia menggedor-gedor pintu, "Siapa didalam? Cepet dong, sakit perut nih!"
"Perut bapak juga lagi sakit, le. Tunggu bentar lagi ya," sahut bapak yang ternyata sudah nongkrong lebih dulu di WC.
"Cepetan pak! Udah nggak tahan nih!" Satrio makin keras menggedor pintu.
Semenit kemudian, bapak keluar dari dalam WC. Tanpa disuruh, Satrio langsung ngibrit ke dalam. "Jangan lama-lama yo le, perut bapak juga masih sakit nih!"
Ibu yang habis menggoreng tempe di dapur geli-geli gimana gitu melihat tingkah keduanya. Yah, mungkin sejak cerita pendek anak sekolah ini diposting, dia akan terus menyaksikan aksi rebut-rebutan WC antara bapak dan Satrio. Hihihi...
Tag :
Cerpen Anak
0 Komentar untuk "(Seri Cerita Pendek Anak) – Gara-gara Sambel"