Putri Tadampalik merupakan cerita rakyat Sulawesi Selatan, yang berkaitan dengan Kerajaan Bone. Cerita rakyat Sulawesi Selatan ini berkisah tentang seorang putri yang sakit akibat menolak pinangan Raja Bone. Karena sakit yang dikhawatirkan mengganggu masyarakat sekitarnya, akhirnya sang putri terpaksa dibuang. Sebuah pengorbanan yang sangat besar bagi sang putri yang harus berpisah dengan orang tua dan masyarakatnya. Bagaimana kisah selengkapnya dari cerita rakyat Sulawesi Selatan berjudul Putri Tadampalik ini?
***
Datu Luwu adalah seorang kepala kampung di pedalaman Sulawesi Selatan. Pada saat itu datu Luwu tampak kebingungan sebab menerima utusan dari Raja Bone yang menyampaikan pinangan untuk Putri Tadampalik. Menurut adat Luwu, seorang putri dari Luwu tidak diperbolehkan menikah dengan lelaki dari luar sukunya. Namun jika pinangan itu ditolak akan terjadi peperangan. Akibatnya, rakyatlah yang menderita. Oleh karena itu, Datu Luwu menerima pinangan tersebut.
Sepeninggal utusan Raja Bone, Putri Tadampalik jatuh sakit. Seluruh tabib di pelosok negeri Luwu didatangkan untuk mengobati penyakit Putri Tadampalik. Namun, tak seorang tabib pun sanggup mengobatinya. Sakit sang putri bahkan semakin hari semakin parah. Seluruh tubuh Putri Tadampalik berair dan berbau amis. Khawatir penyakit ini akan menular ke seluruh penjuru kerajaan, dengan sedih, Raja Bone memutuskan untuk membuang Putri Tadampalik menggunakan rakit dengan diiringi pengawal setianya.
Datu Luwu merasa sedih namun terpaksa harus melepas putrinya. Dengan bercucuran airmata Datu Luwu berpisah dengan Putri Tadampalik. Setelah berpamitan dengan ayahnya, Putri Tadampalik berlayar bersama rombongan pengawalnya meninggalkan kerajaan Bone. Mereka tidak memiliki tujuan sampai kemudian bertemu daerah yang landai. Mereka memutuskan untuk berlabuh di daeah itu dan mendirikan rumah. Daerah itu sangat subur dan bagus untuk bercocok tanam. Mulailah kehidupan mereka yang sederhana di daerah itu.
Suatu hari ketika Putri Tadampalik sedang sendiri di halaman rumahnya, tiba-tiba seekor kerbau bulai menghampirinya. Putri Tadampalik menghalaunya. Namun, kerbau itu malah menerjang Putri Tadampalik hingga jatuh pingsan. Kerbau itu menjilati tubuh Putri Tadampalik yang membusuk akibat penyakit. Kejadian itu berulang-ulang sampai kemudian penyakit yang diderita Putri Tadampalik sembuh. Putri Tadampalik dan semua pengikutnya sangat bersyukur karena Tuhan yang Mahakuasa telah mengirimkan kerbau bulai untuk menyembuhkan penyakit itu.
Ketika pesta berburu tiba, Putra Mahkota kerajaan Bone mengadakan perburuan ke hutan diikuti banyak pengikut. Tiba-tiba Putra Mahkota kerajaan Bone tergoda oleh seekor rusa. Dia mengejar rusa itu sampai ke dalam hutan dan terpisah dari pengikutnya, tetapi rusa itu menghilang. Dalam kegelapan malam, Putra Mahkota kerajaan Bone melihat perkampungan dan dia segera menuju ke sana.
Sesampainya di perkampungan itu, semua penduduk sudah tertidur lelap. Dia lalu menuju rumah yang paling besar. Putra Mahkota Bone terpesona melihat seorang putri cantik sedang tertidur lelap. Dia menyentuh bahu Putri Tadampalik. Putri Tadampalik terbangun dan terkejut melihat Putra Mahkota Bone. Pertemuan itu membuat keduanya saling terpesona.
Sebelum kembali ke kerajaan, Putra Mahkota Bone menyampaikan pinangannya kepada Putri Tadampalik. Namun, Putri Tadampalik belum berani menerimanya. Sepanjang perjalanan pulang. Putra Mahkota Bone sangat murung, bahkan ketika sampai di kerajaan, dia jatuh sakit. Dari seorang pengawal, akhirnya diketahui bahwa Putra Mahkota Bone telah jatuh cinta kepada Putri Tadampalik. Raja Bone segera mengirim beberapa utusan untuk meminang Putri Tadampalik. Karena belum berani menerima pinangan itu sebelum bertemu Datu Luwu, Putri Tadampalik memberikan pusaka sebagai tanda persetujuannya atas pinangan itu. Lalu Putri Tadampalik bersama pengikutnya berangkat ke Kerajaan Luwu menemui ayahandanya.
Datu Luwu sangat terharu melihat putrinya kembali dan sembuh seperti sediakala. Tuhan yang Mahakuasa telah menyembuhkan putrinya. Datu Luwu segera menerima pinangan Putra Mahkota Bone. Pernikahan mereka dirayakan dengan meriah. Semua rakyat menyambut gembira pernikahan ini. Akhirnya Putri Tadampalik hidup bahagia di tengah-tengah kerajaan Bone.
***
Demikianlah cerita rakyat Sulawesi Selatan ini. Pesan dari cerita rakyat Sulawesi Selatan ini adalah sebuah pengorbanan yang ikhlas akan membuahkan hasil manis. Semoga kita semua ikhlas dalam menjalani langkah-langkah kehidupan, seperti putri Tadampalik yang ikhlas menjalani semuanya dalam cerita rakyat Sulawesi Selatan di atas.
***
Datu Luwu adalah seorang kepala kampung di pedalaman Sulawesi Selatan. Pada saat itu datu Luwu tampak kebingungan sebab menerima utusan dari Raja Bone yang menyampaikan pinangan untuk Putri Tadampalik. Menurut adat Luwu, seorang putri dari Luwu tidak diperbolehkan menikah dengan lelaki dari luar sukunya. Namun jika pinangan itu ditolak akan terjadi peperangan. Akibatnya, rakyatlah yang menderita. Oleh karena itu, Datu Luwu menerima pinangan tersebut.
Sepeninggal utusan Raja Bone, Putri Tadampalik jatuh sakit. Seluruh tabib di pelosok negeri Luwu didatangkan untuk mengobati penyakit Putri Tadampalik. Namun, tak seorang tabib pun sanggup mengobatinya. Sakit sang putri bahkan semakin hari semakin parah. Seluruh tubuh Putri Tadampalik berair dan berbau amis. Khawatir penyakit ini akan menular ke seluruh penjuru kerajaan, dengan sedih, Raja Bone memutuskan untuk membuang Putri Tadampalik menggunakan rakit dengan diiringi pengawal setianya.
Datu Luwu merasa sedih namun terpaksa harus melepas putrinya. Dengan bercucuran airmata Datu Luwu berpisah dengan Putri Tadampalik. Setelah berpamitan dengan ayahnya, Putri Tadampalik berlayar bersama rombongan pengawalnya meninggalkan kerajaan Bone. Mereka tidak memiliki tujuan sampai kemudian bertemu daerah yang landai. Mereka memutuskan untuk berlabuh di daeah itu dan mendirikan rumah. Daerah itu sangat subur dan bagus untuk bercocok tanam. Mulailah kehidupan mereka yang sederhana di daerah itu.
Suatu hari ketika Putri Tadampalik sedang sendiri di halaman rumahnya, tiba-tiba seekor kerbau bulai menghampirinya. Putri Tadampalik menghalaunya. Namun, kerbau itu malah menerjang Putri Tadampalik hingga jatuh pingsan. Kerbau itu menjilati tubuh Putri Tadampalik yang membusuk akibat penyakit. Kejadian itu berulang-ulang sampai kemudian penyakit yang diderita Putri Tadampalik sembuh. Putri Tadampalik dan semua pengikutnya sangat bersyukur karena Tuhan yang Mahakuasa telah mengirimkan kerbau bulai untuk menyembuhkan penyakit itu.
Ketika pesta berburu tiba, Putra Mahkota kerajaan Bone mengadakan perburuan ke hutan diikuti banyak pengikut. Tiba-tiba Putra Mahkota kerajaan Bone tergoda oleh seekor rusa. Dia mengejar rusa itu sampai ke dalam hutan dan terpisah dari pengikutnya, tetapi rusa itu menghilang. Dalam kegelapan malam, Putra Mahkota kerajaan Bone melihat perkampungan dan dia segera menuju ke sana.
Sesampainya di perkampungan itu, semua penduduk sudah tertidur lelap. Dia lalu menuju rumah yang paling besar. Putra Mahkota Bone terpesona melihat seorang putri cantik sedang tertidur lelap. Dia menyentuh bahu Putri Tadampalik. Putri Tadampalik terbangun dan terkejut melihat Putra Mahkota Bone. Pertemuan itu membuat keduanya saling terpesona.
Sebelum kembali ke kerajaan, Putra Mahkota Bone menyampaikan pinangannya kepada Putri Tadampalik. Namun, Putri Tadampalik belum berani menerimanya. Sepanjang perjalanan pulang. Putra Mahkota Bone sangat murung, bahkan ketika sampai di kerajaan, dia jatuh sakit. Dari seorang pengawal, akhirnya diketahui bahwa Putra Mahkota Bone telah jatuh cinta kepada Putri Tadampalik. Raja Bone segera mengirim beberapa utusan untuk meminang Putri Tadampalik. Karena belum berani menerima pinangan itu sebelum bertemu Datu Luwu, Putri Tadampalik memberikan pusaka sebagai tanda persetujuannya atas pinangan itu. Lalu Putri Tadampalik bersama pengikutnya berangkat ke Kerajaan Luwu menemui ayahandanya.
Datu Luwu sangat terharu melihat putrinya kembali dan sembuh seperti sediakala. Tuhan yang Mahakuasa telah menyembuhkan putrinya. Datu Luwu segera menerima pinangan Putra Mahkota Bone. Pernikahan mereka dirayakan dengan meriah. Semua rakyat menyambut gembira pernikahan ini. Akhirnya Putri Tadampalik hidup bahagia di tengah-tengah kerajaan Bone.
***
Demikianlah cerita rakyat Sulawesi Selatan ini. Pesan dari cerita rakyat Sulawesi Selatan ini adalah sebuah pengorbanan yang ikhlas akan membuahkan hasil manis. Semoga kita semua ikhlas dalam menjalani langkah-langkah kehidupan, seperti putri Tadampalik yang ikhlas menjalani semuanya dalam cerita rakyat Sulawesi Selatan di atas.
Tag :
Cerita Rakyat,
Sulawesi Selatan
0 Komentar untuk "Cerita Rakyat Indonesia #64: Putri Tadampalik Menikah"