Layang-layang Irfan

Beberapa hari saya kehilangan ide menulis, lantaran sakit. Nggak bisa mikir. Meringkuk saja dibalik selimut. Setelah sembuh, saya malah kehilangan semangat buat menulis cerpen. Tapi sekarang saya benar-benar telah pulih, dan berharap bisa menulis dan mengisi cerita dengan lancar lagi. Doain.

Kali ini saya akan membagikan cerita pendek tentang Layang-layang. Dulu waktu kecil, saya pernah bikin sendiri lho. Terinspirasi dari inilah saya menulis. Mudah-mudahan bagus dan enak dibaca.

***

Cerpen Layang-layang Irfan

"Pak bagi duit dong," tukas Irfan kepada bapaknya.

Pak Darmo, nama bapaknya Irfan, menoleh ke arah Irfan dan menatapnya tajam. "Duit lagi?"

Irfan mengangguk cepat, berharap dikasih cepat.

"Tadi kan udah. Kok minta lagi?"

"Abis Pak. Irfan beliin layangan," sahut Irfan.

"Terus layangannya mana?"

"Putus. Tadi ngadu sama Zaki."

Pak Darmo geleng-geleng. Dia terdiam, bingung harus berkata apa. Mau memberi duit lagi kok terasa seperti memanjakan Irfan, tapi kalau nggak dikasih dia yakin Irfan pasti marah-marah. Dia nggak mau Irfan marah, juga nggak mau Irfan tumbuh dengan manja.

Sebersit ide melintas di kepala Pak Darmo. "Kamu minta duit buat beli layangan lagi kan?" tanya Pak Darmo. Irfan mengangguk. "Gini aja, kamu cari tulangan layangan bekas."

"Apaan itu Pak?"

"Itu rangka bambu yang ada di layangan. Kamu cari sana di lapangan, nanti Bapak ajarin bikin layangan."

Irfan sebenarnya mau cara yang praktis-praktis saja. Nggak mau cara yang ribet. Tapi dia penasaran cara membuat layangan. Siapa tahu kalau sudah bisa bikin nanti dijual ke teman-teman. Kan bisa main layangan sekalian dapat uang?

***

Setengah jam kemudian, Irfan kembali membawa beberapa tulangan layangan yang sudah rusak. Pak Darmo menyiapkan beberapa peralatan, seperti cutter, gunting, lem, benang, dan plastik kresek.

"Yakin bisa Pak?" tanya Irfan, meragukan kemampuan Bapaknya.

"Udah liat aja prosesnya."

Pertama-tama, Pak Darmo mengambil tulangan layangan. Lalu mengencangkan bagian tengahnya dengan benang jahit. Dia juga menambahkan benang-benang yang menyambung di ujung tulang layangan.

Setelah selesai, dia memotong plastik kresel dengan potongan melebar. Dan meletakkan tulang layangan di atasnya. Dia memotongnya sesuai ukuran tulang layangan.

Detik berikutnya, dia terlihat asik mengelem sisi-sisi plastik dengan benang yang menghubungkan dengan tulang layangan.

"Dah jadi, tunggu setengah jam, nanti kamu bawa ke lapangan."

Mata Irfan berbinar-binar. Dia pergi ke lapangan setengah jam kemudian, dan menaikkan layangannya. Dia ngadu layangan lagi dengan Zaki dan berakhir dengan putusnya layang-layang Zaki.

***

Sukses mengalahkan Zaki tidak mbuat Irfan ingin mengalahkan layang-layang lainnya. Dia justru menurunkan layang-layangnya.

"Udah lo Fan?" tanya Rafa.

"Iya."

"Mau kemana?"

"Gue mau bikin layangan."

Irfan pun mencari tulang layangan bekas yang berserakan beberapa banyak di lapangan. Lalu membawanya pulang.

***

"Eh ngapain bawa tulang layangan banyak begini?" tanya Pak Darmo.

"Buat bikin layanganlah Pak," kata Irfan, "Irfan mau bikin yang banyak, biar bisa dijualin sama temen-temen."

"Encer juga. Nggak sia-sia Bapak ajarin tadi bikin layangan," komentar Pak Darmo.

"Hehehe..."

***

Yap, itulah cerpen baru saya yang berjudul Layang-layang Irfan. Teman-teman bisa berkomentar bagus atau tidak tentang cerita ini di kolom komentar.

Jatiasih, Bekasi, 20-21 Mei 2018.

Tag : Cerpen Anak
0 Komentar untuk "Layang-layang Irfan"

Back To Top