Cerita Rakyat Indonesia #81: Kisah Indara Pitaraa

Cerita rakyat Indonesia yang hendak saya kisahkan kali ini adalah tentang perjalanan Indara Pitaraa dari Sulawesi Tenggara. Cerita rakyat ini tidak seperti kebanyakan cerita rakyat Indonesia lain, yang rata-rata berkisah tentang durhaka kepada orang tua, dikutuk, dan sebagainya. Cerita rakyat berjudul Kisah Indara Pitaraa mengisahkan tentang perjalanan seorang anak kecil bernama Indara Pitaraa yang luar biasa bandel karena memiliki kesaktian. Dia yang pergi merantau bersama adiknya Siraapare harus terpisah karena suatu peristiwa. Hal ini mereka berubah, hingga akhirnya mereka menemukan jalan mereka dan menjadi "orang". Cerita rakyat Sulawesi Tenggara ini sungguh apik diwarnai dengan epik kepahlawanan juga. Mau tahu bagaimana ceritanya? Silakan dibaca ^^

***

Bagi pasangan suami istri, hal yang paling diidam-idamkan adalah anak. Karena dengan hadirnya anak, maka ikatan pernikahan mereka semakin kuat. Disamping, mereka memiliki keturunan. Nah, di suatu daerah di Sulawesi Tenggara, ada sepasang suami istri yang tengah menanti kelahiran buah hati pertama mereka. Kehamilan si wanita itu agak sedikit lain. Karena mendekati masa persalinan, wanita ini merasa perut selalu sakit seperti ditusuk-tusuk benda tajam. Namun, tidak ada yang bisa dilakukan oleh mereka selain hanya pasrah dan berdoa kepada Tuhan.

Singkat cerita, akhirnya si wanita melahirkan bayi laki-laki. Tidak hanya satu, melainkan dua. Ya, wanita ini melahirkan bayi kembar yang kemudian mereka beri nama Indara Pitaraa dan Siraapare. Kehadiran kedua bayi itu menambah kebahagiaan suami istri tersebut. Dua bayi kembar ini memiliki keistimewaan lain, yaitu masing-masing dari mereka lahir dengan memegang benda pusaka di tangan kanan masing-masing.

Tapi, delapan belas tahun berikutnya, bukannya menambah kebahagiaan melainkan menambah kegilaan. Ya, soalnya Indara Pitaraa dan Siraapare tumbuh menjadi pemuda yang nakal. Semua orang yang bertemu dengannya pasti dikerjai. Hal ini karena benda pusaka yang mereka miliki. Ya, bisa dikatakan dua pemuda Indara Pitaraa dan Siraapare ini sakti.

Saking jengkel dan tidak tahu harus berbuat apa-apa lagi, kedua orang tua Indara Pitaraa dan Siraapare berembuk. Mereka bersepakat menyuruh anak-anaknya merantau. Supaya mereka tahu negeri orang selagi masih muda. Dan untuk menjauhkan mereka dari berbuat onar terhadap orang kampungnya. Indara Pitaraa dan Siraapare sangat senang mendengar usulan tersebut.

Maka, pada hari yang ditentukan pun keduanya berangkat. Berjalan tanpa tahu tujuan. Intinya, mereka menjelajah negeri-negeri yang baru, daerah, gunung, sungai, mereka lewati.

Ketika mereka sedang beristirahat, datang angin topan, yang kemudian meniup mereka. Sebelumnya, mereka saling menyatukan diri dengan ikat pinggang.

"Siraapare, mari satukan ikat pinggang supaya kita tidak terpisah," kata Indara Pitaraa.

"Ya, Kakak..."

Sayangnya, angin topan terlalu kuat meniup mereka. Hal ini menyebabkan ikat pinggang mereka putus. Keduanya terpisah terlempar ke negeri antah berantah.

***

Saat terbangun, Indara Pitaraa mendapati sebuah negeri yang sepi. Setelah bangkit, ia berjalan berkeliling rumah ke rumah. Tak ada siapapun. Hingga ia sampai di rumah yang paling besar, yang rasa-rasanya mirip dengan rumah pemimpin negeri tersebut.

Indara Pitaraa masuk. Sama seperti di tempat-tempat lain, ia mendapati tempat tersebut kosong. Tak ada suara apapun, kecuali suara desir dari sebuah gendang. Ia lalu mengambil gendang itu dan memukulnya.

Gendang itu pun bersuara.

"Hei, jangan pukul gendang itu."

Indara terkejut mendengar itu. Lalu, ia melongok ke dalam gendang dan melihat seorang wanita di dalamnya.

"Siapa kamu?" tanya Indara Pitaraa.

"Aku Putri Raja negeri ini."

Indara segera memecahkan gendang itu, dan keluarlah Putri Raja tersebut dengan selamat.

"Kenapa, Anda bisa sampai berada di dalam gendang itu, Tuan Putri?"

"Ceritanya sangatlah panjang. Intinya, ada seekor ular raksasa yang membuat ulah dengan meneror negeri ini."

Singkat cerita, Indara Pitaraa mengajukan diri untuk melawan si ular raksasa. Berbekal benda pusaka yang dibawanya sejak lahir dan kecerdikannya sewaktu mengerjai orang-orang di kampungnya, ia melawan si ular raksasa. Mereka bertempur dengan penuh semangat juang, tiga hari tiga malam lamanya.

Akhir dari pertempuran tersebut dimenangkan oleh Indara Pitaraa. Negeri Putri Raja pun berhasil diselamatkan. Indara Pitaraa pun dinikahkan dengan Putri Raja dan menjadi raja pengganti ayah si Putri Raja.

***

Beberapa tahun berselang, Indara Pitaraa bertemu lagi dengan Siraapare yang juga telah menjadi raja di suatu negeri. Mereka berkumpul dan menjalin hubungan yang baik.

Mereka juga pulang ke kampung halaman mereka membawa istri masing-masing. Sesampainya disana mereka meminta maaf atas perilaku semasa muda dulu.

***

Demikian, cerita rakyat berjudul Kisah Indara Pitaraa. Semoga bermanfaat. Untuk cerita rakyat yang lain silakan baca cerita rakyat danau toba, cerita rakyat malin kundang, cerita bawang merah bawang putih, cerita rakyat keong mas, cerita rakyat timun mas, dll. Atau bisa dipilih dari kategori di sidebar.
0 Komentar untuk "Cerita Rakyat Indonesia #81: Kisah Indara Pitaraa"

Back To Top