Cerita Rakyat Indonesia #85: Bunga Emas

Bunga Emas merupakan cerita rakyat Indonesia yang mengisahkan tentang kepintaran Dewi Ratih dalam mendidik putra-putranya. Dewi Ratih adalah salah satu dewa yang menghuni Kerajaan Ambaramadia, yaitu sebuah kerajaan di atas langit. Bagaimana kisah selengkapnya dari cerita rakyat Indonesia kali ini? Yuk, sama-sama dibaca...

***

Di Kerajaan Ambaramadia atas langit, tempat tinggal para dewata, tersebutlah seorang dewi bernama Dewi Ratih, yang tidak hanya cantik tapi juga pandai mendidik ketiga putranya, yaitu: Sang Eka (Si Sulung), Sang Jala (Si Kedua), dan Sang Resi (Si Bungsu). Saat itu, ketiga putranya telah tumbuh dewasa. Karena itu, Dewi Ratih ingin menjadikan mereka mandiri. Ia pun mengatakan keinginannya untuk mengirim mereka semua ke bumi untuk mencari pengalaman hidup. Karena, itulah yang akan menjadi bekal hidup mereka.

Ketiga putranya itu siap dengan titah Ibundanya. Tapi, mereka semua meminta diberi bekal.

Sang Eka meminta sebutir padi. Sang Jala meminta sapi. Sang Resi meminta kekebalan dan kesaktian.

***

Di Bumi, dengan sebutir padi Sang Eka mencoba menanamnya, dan dalam waktu singkat sebutir padi itu tumbuh dan berbulir banyak. Dewi Ratih turun dan mengatakan bahwa Sang Eka lulus ujian.

Lalu, Sang Jala yang meminta sapi, mencoba menggembalakannya. Dalam waktu singkat sapi itu menjadi gemuk dan memiliki susu yang banyak. Sang Jala kemudian memerahnya dan meminumnya. Dewi Ratih datang dan mengatakan bahwa hal tersebut menyalahi aturannya. Seharusnya Sang Jala makan dari makanan lain, bukannya dari sapi. Sang Jala meminta maaf dan memohon untuk diizinkan meneruskan dan ia berjanji tidak akan melakukannya lagi.

Maka, ia pun pergi mencari getah pohon. Tapi, begitu ia mencoba mengambilnya, getah pohon mengenai matanya sehingga mata Sang Jala menjadi buta. Sapi Sang Jala pun kabur. Sang Jala mencari sapinya. Di tengah usahanya mencari sapinya, Dewi Ratih datang.

"Kamu sudah berusaha sebisamu, aku menghargainya. Karena itu, kembalilah ke Ambaramadia. Kamu lulus ujian."

Tinggal Sang Resi yang berada di Bumi. Karena merasa punya kekebalan dan kesaktian, ia tidak makan dan minum. Makanya, ia melemah. Dewi Ratih kemudian muncul di hadapannya dan memberitahunya kalau ia tidak boleh seperti itu.

Dewi Ratih kemudian menggantinya ujiannya. Ia memerintahkan Sang Resi untuk meminjam bunga emas dari Dewi Narawati di surga, karena akan ada Purnama Kapat. Tentu saja, bunga emas itu menambah aura kecantikan Dewi Ratih.

Saat berangkat Sang Resi tidak tahu jalan ke surga. Ia bertemu seekor sapi dan bertanya kepadanya.

"Dimanakah jalan ke surga?"

"Makan kotoranku dan akan kuberitahu kamu jalan ke surga!"

Mau tak mau, Sang Resi memakan kotoran si sapi dan si sapi menunjukkan jalan ke surga. Sesampainya, di surga Sang Resi berhasil dipinjami bunga emas.

Ketika hendak memberikannya kepada Dewi Ratih, Sang Resi dihadang oleh Taksaka seekor naga. Dengan garang, Taksaka menyembur-nyemburkan api kepada Sang Resi. Demi menyelamatkan dirinya, Sang Resi berkonsentrasi penuh. Saat itulah Taksaka berhasil mencuri bunga emas.

Sang Resi yang emosi segera menyerbu sarang Taksaka. Dan tidak lama kemudian Sang Resi mendapatkan bunga emasnya dan dibawanya ke Dewi Ratih. Betapa senang Dewi Ratih ketika ia melihat putra bungsunya pulang membawa bunga emas yang dimaksud.

***

Bagaimana cerita rakyat Indonesia yang mengajarkan untuk selalu mengikuti nasihat baik orangtua. Pandangan yang sangat melekat dalam hati sanubari masyarakat Bali.
0 Komentar untuk "Cerita Rakyat Indonesia #85: Bunga Emas"

Back To Top