Namaku Satyajit. Cerita misteri yang kukisahkan ini terjadi waktu aku masih berusia 9 tahun. Waktu itu di rumahku sedang ada pesta ulang tahun adik sepupuku yang bernama Agnyanawati. Yeah, bukan pesta yang besar seperti kebanyakan orang kaya. Namun, cuma pesta kecil yang dihadiri oleh aku, sahabatku Juna, saudara sepupuku Ambar Dewi, dan Aswin kakaknya Juna.
Karena masih anak-anak, jiwa petualang kami masih besar. Dan di malam buta waktu itu, kami pergi ke gudang belakang untuk mulai bermain-main. Lalu…
Ambar Dewi berteriak, “Hei…”
Kami semua menengok ke arahnya.
“Kita ada berapa orang?” tanyanya.
“Lima, tentu saja,” salah seorang dari kami menyahut, entah siapa, aku sudah lupa.
Ambar Dewi mulai menangis.
Aswin sebagai cowok tertua di antara kami segera menghampiri Ambar. Ia memberi puk-puk-an kepada Ambar.
“Sepertinya, aku sudah melihat sesuatu menerobos kalian!”
Kami semua saling berpandangan. Tapi, aku tak mempercayai cerita misteri yang dikisahkan Ambar. Hari gini ada hantu? Kembali ke zaman batu saja sana!
Aku pun mengajak Juna untuk masuk ke gudang. Baru beberapa langkah kami memasuki gudang. Perasaan ngeri mulai mempengaruhi kami. Ada sesuatu yang sentimentil disini.
Kami juga mendengar suara-suara aneh keluar dari balik ruang penyimpanan. Juna yang memiliki sepuluh keberanian membukakan pintu untuk menunjukkan pada kita semua bahwa cerita misteri Ambar cuma isapan jempol belaka.
Begitu dibuka, Juna langsung berteriak. “Setannn merasuki tubuhku!”
Sementara aku menatap dengan ngeri wajah Juna yang kerasukan. Tiga temanku yang berada di luar kocar-kacir membubarkan barisan. Aku melihat raut wajah Juna berubah aneh. Dia tersenyum sendirian dan menaikkan alis naik turun seperti orang gila.
Aku memberanikan diri maju dan menamparnya. Juna kembali kepada kesadarannya semula. Aku melihat sesuatu yang tidak kutahu itu apa, lari kembali ke dalam ruangan. Aku segera mengajak Juna untuk keluar dari gudang terkutuk itu.
Di luar kami bertemu dengan orang tua kami yang tengah sibuk mencari kami. Kita semua setuju untuk tidak ke sana lagi untuk sisa malam ini.[]
Karena masih anak-anak, jiwa petualang kami masih besar. Dan di malam buta waktu itu, kami pergi ke gudang belakang untuk mulai bermain-main. Lalu…
Ambar Dewi berteriak, “Hei…”
Kami semua menengok ke arahnya.
“Kita ada berapa orang?” tanyanya.
“Lima, tentu saja,” salah seorang dari kami menyahut, entah siapa, aku sudah lupa.
Ambar Dewi mulai menangis.
Aswin sebagai cowok tertua di antara kami segera menghampiri Ambar. Ia memberi puk-puk-an kepada Ambar.
“Sepertinya, aku sudah melihat sesuatu menerobos kalian!”
Kami semua saling berpandangan. Tapi, aku tak mempercayai cerita misteri yang dikisahkan Ambar. Hari gini ada hantu? Kembali ke zaman batu saja sana!
Aku pun mengajak Juna untuk masuk ke gudang. Baru beberapa langkah kami memasuki gudang. Perasaan ngeri mulai mempengaruhi kami. Ada sesuatu yang sentimentil disini.
Kami juga mendengar suara-suara aneh keluar dari balik ruang penyimpanan. Juna yang memiliki sepuluh keberanian membukakan pintu untuk menunjukkan pada kita semua bahwa cerita misteri Ambar cuma isapan jempol belaka.
Begitu dibuka, Juna langsung berteriak. “Setannn merasuki tubuhku!”
Sementara aku menatap dengan ngeri wajah Juna yang kerasukan. Tiga temanku yang berada di luar kocar-kacir membubarkan barisan. Aku melihat raut wajah Juna berubah aneh. Dia tersenyum sendirian dan menaikkan alis naik turun seperti orang gila.
Aku memberanikan diri maju dan menamparnya. Juna kembali kepada kesadarannya semula. Aku melihat sesuatu yang tidak kutahu itu apa, lari kembali ke dalam ruangan. Aku segera mengajak Juna untuk keluar dari gudang terkutuk itu.
Di luar kami bertemu dengan orang tua kami yang tengah sibuk mencari kami. Kita semua setuju untuk tidak ke sana lagi untuk sisa malam ini.[]
Tag :
Cerpen,
Cerpen Horor
0 Komentar untuk "Cerita Misteri: Rahasia Gudang Belakang"