Cerita Rakyat Indonesia #112: Pan Balang Tamak

Setelah saya mengamati, ternyata tiap-tiap daerah di Indonesia memiliki kumpulan cerita rakyat Indonesia yang khas. Cerita rakyat satu ini, yang berasal dari Bali, merupakan cerita humor yang mengandung nilai-nilai luhur tentang masyarakat mengenai makhluk sosial. Di Bali, tatanan masyarakat diatur dalam adat yang berada dalam satu wadah yang disebut Desa Pekraman. Desa Pekrama dibagi ke dalam kelompok masyarakat yang lebih kecil lagi, yang disebut Banjar. Di bawah Banjar ada yang namanya Tempek. Tempek akan terwujud apabila anggota Banjar melebihi kapasitas dari kontrol perangkat Banjar atau rumah-rumah tiap kepala keluarga terlalu jauh dari Banjar. Setiap kelompok masyarakat, baik Banjar maupun Tempek, memiliki seorang kepala yang dinamakan Kelihan (Kelian) berarti pemimipin sebuah kelompok. Judul cerita rakyat Nusantara ini adalah Pan Balang Tamak.

Cerita Pan Balang Tamak dikupas dalam Tarot Bali, karena memiliki nilai yang bisa dijabarkan sebagai kombinasi ritual dan adat. Pan Balang Tamak secara harfiah dapat dijabarkan dari kata "Pan" (Bapak), "Balang" (Belalang; atau di Bali bermakna cekatan dan cerdik), "Tamak" (rakus).

Cerita Rakyat Bali Pan Balang Tamak

Dikisahkan pada masa kerajaan Bali Kuno, hidup seorang pria bernama Pan Balang Tamak. Pria ini dikenal sebagai orang yang cerdik, namun lucu.

Suatu hari, di Banjar akan diadakan kerja bakti karena Banjar akan dipakai untuk tempat upacara adat. Kelian mengumumkan di hadapan khalayak ramai. “Esok, tepatnya saat ayam sudah turun dari kandangnya, diharapkan para kepala keluarga hadir ke Bale Banjar untuk kerja bakti. Silakan bawa peralatan sendiri-sendiri. Jika ada yang mangkir atau tidak membawa peralatan, akan dikenai sangsi adat berupa denda sebesar 5 gobang,” demikian Kelian berkata.

Pan Balang Tamak yang hadir di antara khalayak ramai mencari akal supaya tidak mendapat denda karena ia tidak mempunyai peralatan yang disebutkan. Ide licik pun tersembul di dalam benaknya. Saat malam menjelang, Pan Balang Tamak pergi ke Bale Banjar untuk menaruh jaje uli selem* yang dibentuk serupa tahx anjing. Setelahnya, ia pulang untuk tidur hingga esok hari.

***

Keesokan harinya, saat ayam sudah keluar dari kandangnya, semua orang berkumpul ke Banjar. Para Krama yang sudah bersiap dengan peralatan mereka terkejut saat Bale Banjar banyak berserakan tahx anjing. Di saat seperti itu Pan Balang Tamak yang datang dengan gagah berani tanpa membawa peralatan segera memainkan perannya. Hal ini membuat para Krama lainnya terkejut.

“Mengapa kamu tidak membawa peralatan, Pan?”

“Maaf, Jero, saya memang tidak membawa peralatan. Tapi, saya punya penawaran untuk kalian semua. Jika saya membersihkan tahx anjing ini, saya merasa tidak perlu membayar denda dan atas jasa itu, saya meminta bayaran lima gobang. Bagaimana?” tukas Pan Balang Tamak.

Para Krama setuju dengan tawaran yang diajukan Pan Balang Tamak. Tapi, namanya saja orang licik, ia belum puas dengan semua itu. Ia menantang para Krama yang ada di situ untuk memakan tahx anjing yang berserakan.

“Oiya, sebelum melakukannya, saya punya penawaran lain untuk kalian. Barangsiapa salah satu dari kalian atau semuanya sekaligus berani memakan tahx anjing ini semuanya, maka akan saya beri uang sepuluh gobang. Bagaimana?”

Tantangan itu dianggap suatu hal yang gila yang ditawarkan oleh Pan Balang Tamak. Sehingga, mereka semua hanya tertawa geli dan menganggap Pan Balang sudah gila.

“Lakukan saja sendiri, masing-masing dari kami akan membayarmu sebesar lima gobang jika kamu sanggup menghabiskan tahx tersebut!”

Pan tersenyum mendengar perintah itu. Sudah diduganya mereka akan berkata seperti. Maka, Pan Balang pun menghabiskan tahx anjing jadi-jadian itu. Dan ia pun mendapat lima gobang dari masing-masing orang yang hadir di sana. Kenalah para Krama dengan tipu daya Pan Balang Tamak.

Eits, kumpulan cerita rakyat asal Bali ini ada lanjutannya lho. Tapi, saya posting besok saja ya. Sekarang cukup ini dulu.[]

----------
* Sejenis jajanan tepung ketan hitam.
0 Komentar untuk "Cerita Rakyat Indonesia #112: Pan Balang Tamak"

Back To Top