Biografi tokoh dunia Freddie Mercury - Siapa tak mengenal lagu We Are The Champions, Bicycle, Bohemian Rhapsody? Semua orang tentu langsung menunjuk sama: QUEEN! Pasti tahu dong, siapa yang mencipta lagu-lagu tersebut? Tak lain tak bukan adalah Freddie Mercury, dedengkot Queen sekaligus juara pencipta lagu-lagu legendaris tersebut.
Namun, naluri bermusiknya baru benar-benar terasah tatkala dia sekeluarga hijrah ke Feltham, London. Di negeri Ratu Elisabeth, Freddie menemukan “dunia baru”. Dia kerap bereksperimen dengan keluar-masuk grup band. Saat itu, usianya baru menginjak 17 tahun. Selulusnya sekolah pun dia tak berhenti bermain musik. Pada 1969, Freddie mendirikan sebuah band bernama Ibex, yang beberapa saat kemudian berganti nama menjadi Wreckage. Tak lama, band ini lantas membubarkan formasinya. Setelah Wreckage tutup buku, Freddie bergabung dengan band Milk Sea, kendati juga tak bertahan lama. Awal 1970-an, band ini bubar.
Baru pada April 1970, ketika bertemu seorang gitaris bernama Brian May dan Roger Taylor sang penabuh drum, Freddie seolah menemukan soulmate-nya dalam bermusik. Bersama kedua orang itu terbentuklah band bernama Smile, inilah cikal-bakal dari Queen. Belakangan baru terkuak rahasia nama Queen diambil lantaran Freddie adalah seorang gay. “I was certainly aware of the gay connotations, but that was just one facet of it,” ungkapnya. [baca kumpulan biografi tokoh dunia lainnya]
Musikalitas Freddie terpengaruh dari berbagai macam musik yang pernah didengarnya waktu kecil. Dia sempat mengidolakan Lata Mangeshkar, seorang penyanyi Bollywood yang amat terkenal waktu itu. Selain itu, dia juga gemar mendengar musik-musik ciptaan John Lennon dari The Beatles, Led Zeppelin, serta Jimi Hendrix. Mengenai Jimi Hendrix, dia pendapat sendiri, “Jimi Hendrix is very important. He's my idol. He sort of epitomizes, from his presentation on stage, the whole works of a rock star. There's no way you can compare him. You either have the magic or you don't. There's no way you can work up to it. There's nobody who can take his place.”
Freddie juga sangat mengagumi Liza Minnelli. Dan, mengungkapkannya dalam beberapa kalimat mengenai sang biduan: “One of my early inspirations came from Cabaret. I absolutely adore Liza Minnelli, she's a total wow. The way she delivers her songs-the sheer energy.”
Salah satu ciri khas Freddie –ini sangat memengaruhi lagu-lagu Queen– adalah nada-nada yang digunakannya. Dalam menciptakan tembang, Freddie termasuk seorang musisi ciamik, mampu menempatkan unsur-unsur teater dalam lagu-lagu ciptaannya yang kemudian menjadi hits Queen. Simak saja Bohemian Rhapsody, tak ada band rock yang melodinya naik-turun, dari tinggi menuju rendah, dari rendah menuju tinggi secara “brutal” seperti yang dimainkan Queen.
Namun sangat disayangkan, Freddie Mercury meninggal dalam usia muda, pada 24 November 1991, tepat saat umurnya mencapai 45 tahun, penyakit AIDS menggerogoti tubuhnya. Padahal, usianya bisa dikatakan masih cukup mumpuni untuk berkarya lebih.
Toh begitu, tetap saja Freddie meninggalkan sesuatu yang hebat yang bisa dikenang umat manusia, khususnya para pecinta rock, yang masih memainkan musiknya hingga kini. Demikian biografi tokoh dunia Freddie Mercury; sang dedengkot Queen.
Biografi Freddie Mercury
Berdasarkan Wikipedia, biografi Freddie Mercury yang punya nama asli Farrokh Bulsara ini lahir pada 5 September 1946 di Stone Town, Zanzibar, dari pasangan Bomi dan Jer Bulsara. Bicara soal bakat bermusiknya sudah dimulai sejak kecil. Kala dia dimasukkan ke Sekolah St. Peter’s (sekolah khusus anak laki-laki) di dekat Bombai, India, di usianya yang kedelapan. Bakat bermusik ini dia kembangkan bersama teman-temannya dengan membentuk band sekolah bernama Hectics. Di band ini, Freddie memegang peranan sebagai pemain piano.Namun, naluri bermusiknya baru benar-benar terasah tatkala dia sekeluarga hijrah ke Feltham, London. Di negeri Ratu Elisabeth, Freddie menemukan “dunia baru”. Dia kerap bereksperimen dengan keluar-masuk grup band. Saat itu, usianya baru menginjak 17 tahun. Selulusnya sekolah pun dia tak berhenti bermain musik. Pada 1969, Freddie mendirikan sebuah band bernama Ibex, yang beberapa saat kemudian berganti nama menjadi Wreckage. Tak lama, band ini lantas membubarkan formasinya. Setelah Wreckage tutup buku, Freddie bergabung dengan band Milk Sea, kendati juga tak bertahan lama. Awal 1970-an, band ini bubar.
Baru pada April 1970, ketika bertemu seorang gitaris bernama Brian May dan Roger Taylor sang penabuh drum, Freddie seolah menemukan soulmate-nya dalam bermusik. Bersama kedua orang itu terbentuklah band bernama Smile, inilah cikal-bakal dari Queen. Belakangan baru terkuak rahasia nama Queen diambil lantaran Freddie adalah seorang gay. “I was certainly aware of the gay connotations, but that was just one facet of it,” ungkapnya. [baca kumpulan biografi tokoh dunia lainnya]
Musikalitas Freddie terpengaruh dari berbagai macam musik yang pernah didengarnya waktu kecil. Dia sempat mengidolakan Lata Mangeshkar, seorang penyanyi Bollywood yang amat terkenal waktu itu. Selain itu, dia juga gemar mendengar musik-musik ciptaan John Lennon dari The Beatles, Led Zeppelin, serta Jimi Hendrix. Mengenai Jimi Hendrix, dia pendapat sendiri, “Jimi Hendrix is very important. He's my idol. He sort of epitomizes, from his presentation on stage, the whole works of a rock star. There's no way you can compare him. You either have the magic or you don't. There's no way you can work up to it. There's nobody who can take his place.”
Freddie juga sangat mengagumi Liza Minnelli. Dan, mengungkapkannya dalam beberapa kalimat mengenai sang biduan: “One of my early inspirations came from Cabaret. I absolutely adore Liza Minnelli, she's a total wow. The way she delivers her songs-the sheer energy.”
Salah satu ciri khas Freddie –ini sangat memengaruhi lagu-lagu Queen– adalah nada-nada yang digunakannya. Dalam menciptakan tembang, Freddie termasuk seorang musisi ciamik, mampu menempatkan unsur-unsur teater dalam lagu-lagu ciptaannya yang kemudian menjadi hits Queen. Simak saja Bohemian Rhapsody, tak ada band rock yang melodinya naik-turun, dari tinggi menuju rendah, dari rendah menuju tinggi secara “brutal” seperti yang dimainkan Queen.
Namun sangat disayangkan, Freddie Mercury meninggal dalam usia muda, pada 24 November 1991, tepat saat umurnya mencapai 45 tahun, penyakit AIDS menggerogoti tubuhnya. Padahal, usianya bisa dikatakan masih cukup mumpuni untuk berkarya lebih.
Toh begitu, tetap saja Freddie meninggalkan sesuatu yang hebat yang bisa dikenang umat manusia, khususnya para pecinta rock, yang masih memainkan musiknya hingga kini. Demikian biografi tokoh dunia Freddie Mercury; sang dedengkot Queen.
Tag :
Biografi
0 Komentar untuk "Biografi Tokoh Dunia: Freddie Mercury Sang Dedengkot Queen"