Dani berjalan lunglai ke ruang TU (Tata Usaha). Dia sudah bisa menebak apa yang akan terjadi di sana. Bu Alifah pasti akan menagih uang bayar sekolah yang sudah ditunggaknya selama tiga bulan. Sambil jalan, Dani mencoba membuat alasan lain lagi di kepalanya, yang sekiranya masuk akal. Sehingga dia bisa memundurkan pembayaran uang sekolahnya.
Sampai di depan pintu ruang TU, Dani belum menemukan alasan masuk akal lainnya. Dia menarik napas panjang, berharap Bu Alifah tidak menekannya terlalu banyak. Tapi, apa yang diharapkan Dani berbanding terbalik dengan keadaan.
"Tunggakan kamu tiga bulan, mohon dilunasi atau kamu nggak bisa ikut ujian," kata Bu Alifah begitu Dani masuk ruang TU.
Dani yang tidak tahu harus menjawab apa hanya menjawab, "Paling telat kapan Bu?"
"Besok."
***
Dani memikirkan langkah yang harus diambilnya demi mendapatkan uang bayaran sekolah. Dia butuh enam ratus ribu.
Minta ortu? Tentu itu bukan pilihan. Karena uang yang seharusnya digunakan untuk bayar sekolah sudah dipakainya habis hanya buat beli kuota main game. Jadi jika dia minta ortunya lagi tidak mungkin minta dengan alasan bayar uang sekolah. Dan jika dia minta bukan uang sekolah, maka uang yang akan diberi ortunya hanya sedikit. Tak sebanyak uang bayaran.
Jual HP? Jika HP satu-satunya dijual, lalu dia akan main game dengan gawai apa?
Dani bersungut-sungut. Dia memutuskan untuk menjual HP saja.
***
Dani menghubungi teman-temannya. Namun tak ada temannya yang mau membeli HP Dani karena harga second HP nya itu masih di atas sejuta. Orang terakhir yang dihubungi Dani adalah Gunawan. Maniak HP. Yang kalo nawar HP suka kelewat murah.
"Gun, tolongin gue dong," pinta Dani pada Gunawan, "Gue butuh banget nih."
"Gue nggak ada kalo sejuta bro."
"Terus adanya berapa?"
"Gopek. Lu mau?"
Dani menilai itu masih kurang. "Tambahin cepek dah, biar gue pas buat bayaran."
Gunawan masuk ke rumahnya, dan menyerahkan uang enam ratus ribu pada Dani. "Deal?" tanyanya.
"Deal," Dani menyalami Gunawan.
***
Besoknya, Dani dengan pede berjalan menuju ke kelas. Dia siap membayar uang bayaran.
Bu Alifah menerima Dani dengan wajah sumringah. Dia menyerahkan kuitansi tanda pelunasan uang bayaran. Dani keluar ruang TU dengan wajah puas.
Sekarang, masalahnya adalah bagaimana dirinya menjelaskan pada ortunya soal HP nya yang sudah berpindah kepemilikan. Dia menghela napas, merasa dapat pelajaran atas masalah yang dialaminya.
Jatiasih, Bekasi, 2 Mei 2018.
0 Komentar untuk "Pelajaran Buat Dani"