"Ayah, beliin aku coklat Kinderjoy dong," pinta Shinta di suatu sore.
Ayah yang baru pulang kerja menolak dengan halus. "Nanti ya, Ayah mandi dulu."
Shinta pun menunggu sampai Ayah selesai mandi.
Begitu Ayah keluar dari kamar mandi, Shinta langsung menodong Ayah lagi. "Ayah beliin aku coklat Kinderjoy."
"Iya nanti ya habis Ayah sholat."
Shinta kembali menunggu Ayah selesai sholat. Usai Ayah melaksanakan perintah Tuhan, dia langsung meneror Ayah kembali untuk minta dibelikan coklat Kinderjoy.
Ayah kembali beralasan, "Habis Ayah makan ya."
"Ah Ayah mah dari tadi nanti-nanti mulu. Sekarangnya kapan? Aku udah bete nih nungguin Ayah dari tadi!"
"Sabar ya Sayang. Ditunggu sampai Ayah selesai makan ya," pinta Ayah.
"Nggak mau. Pokoknya aku mau sekarang!"
Ayah terdiam beberapa saat. "Oke, Ayah janji setelah makan, kita akan ke minimarket untuk beli coklat Kinderjoy."
"Janji ya," tanya Shinta dengan mata bukat membundar. Ayah mengangguk.
***
Selesai makan, Ayah melaksanakan janjinya pada Shinta tadi. yaitu pergi ke minimarket untuk beli coklat Kinderjoy. Sayangnya, coklat yang dimaksud tidak ada. Sudah habis.
Mereka mencari di minimarket lain. Sama. Habis juga. Begitu pula di minimarket 2,3,4. Semuanya habis.
Shinta marah besar, "Gara-gara Ayah. Coba tadi Ayah nggak pake nanti-nanti tapi langsung beli ke minimarket, coklat Kinderjoy nya pasti masih ada!"
"Mau gimana lagi?" tanya Ayah, lalu membujuk Shinta untuk pulang saja.
Setibanya di rumah, Ayah dan Shinta menemukan Om Rio sudab menunggu di sana. Om Rio itu adik kandung Ibunya Shinta. Dia datang membawakan satu box coklat Kinderjoy.
"Nih buat kamu," kata Om Rio.
Mata Shinta berbinar-binar. "Terima kasih Om Rio."
Setelah memberikan coklat itu pada Shinta, Om Rio langsung pamit pulang.
"Tuh kan coba kalo kamu tadi masih tetap ngambek nggak mau pulang, nggak bakalan ada coklat Kinderjoy deh."
"Iya, Yah, maafin aku ya," kata Shinta.
0 Komentar untuk "Sekotak Coklat Kinderjoy untuk Shinta"