Wamena merupakan sebuah distrik di Kabupaten Jaya Wijaya, tanah Papua, Indonesia. Distrik ini satu-satunya kota terbesar yang berada di pedalaman tengah Papua. Tahukah kalian, bahwa nama Wamena diambil dari bahasa Dani, dimana terdiri dari dua kata, yaitu Wa dan Mena, yang berarti Babi Jinak. Namun, arti ini sedikit berbeda dari buku Kumpulan Cerita Rakyat Papua I, yang menyebutkan bahwa Wamena berarti Anak Babi.
Sebelum dinamakan Wamena, tempat ini bernama Ahumpua. Ada cerita rakyat Indonesia kenapa Ahumpua berubah nama menjadi Wamena, dan itulah asal-usul nama Wamena.
***
Pada suatu hari, gadis-gadis Ahumpua seperti biasanya menjaga anak-anak babi. Diantara gadis-gadis itu hanya ada satu gadis yang berani melakukan sesuatu dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Tempat dimana mereka menjaga babi adalah di pinggir kali Ahumpua (sekarang kali Baliem). Mereka menjaga anak-anak babi itu sejak pagi-pagi sekali. Dan pada siang harinya, gadis-gadis ini mandi di kali Ahumpua. Tapi sebelum mandi tiba-tiba ada orang berkulit putih muncul di pinggir kali Ahumpua. Gadis-gadis itu terkejut dan berteriak, "Eye… eye… eye... ap huluan… ap huluan…” (eye artinya minta tolong untuk menyelamatkan diri, ap huluan adalah orang berkulit putih. Jadi artinya, "tolong ada orang kulit putih"). Gadis-gadis itu langsung melarikan diri ke hutan, karena takut melihat orang kulit putih.
Hanya ada satu orang gadis yang berani menghadapi ap huluan. Ia tidak peduli apa yang terjadi nanti. Ap huluan tahu kalau gadis-gadis tadi takut kepadanya. Ia pun menjaga jarak dan memberikan salam dari jauh pada gadis pemberani itu. Salam yang disampaikan Ap huluan adalah bahasa isyarat dengan cara menggerak-gerakkan tangan yang berarti jangan takut… jangan takut, namun gadis ini tidak mengerti.
Akhirnya, Ap huluan mendekati si gadis dan memberikan salam dengan menjabat tangan gadis itu. Gadis itu membalas jabatan tangan tersebut. Setelah berjabat tangan, Ap huluan bertanya pada si gadis, “Apakah nama tempat ini?”
Ketika Ap huluan menanyakan nama tempat, muncullah seekor anak babi, dan secara spontan si gadis berkata “Tu wamena…” yang artinya ini anak babi (tu adalah ini, ena adalah anak, dan wam adalah babi). Ap huluan segera mengerti dan mencatat dalam buku agendanya. Jadi, arti dari Wamena adalah anak babi. Telah terjadi kesalahpahaman antara Ap huluan dan si gadis, dan kesalahan tersebut tidak disadari oleh keduanya.
Percakapan kemudian berlanjut masih dengan menggunakan gerakan-gerakan tangan. Setelah itu, Ap huluan memberikan salam dan segera berjalan kaki ke arah Ahumpua bagian timur. Sekarang arah Ap huluan ini disebut “Wamena Timur”. Setelah Ap huluan pergi, si gadis segera berlari ke rumahnya sambil memanggil teman-temannya yang sedang bersembunyi ketakutan. Kemudian dengan menangis si gadis bercerita kepada orang tuanya. Mendengar cerita si gadis ini ada yang percaya dan ada yang tidak. Bagi yang percaya, mereka segera menyiapkan alat-alat perang dan segera mengejar Ap huluan untuk membunuhnya. Namun beruntunglah, Ap huluan tidak ditemukan. Peristiwa ini merupakan awal proses pembangunan di daerah tersebut.
Suatu ketika lewatlah pesawat yang ditumpangi oleh orang-orang berkebangsaan Belanda dan mendarat di daerah Ahumpua dengan suara yang menakutkan. Berturut-turut kemudian pesawat-pesawat lain mendarat di daerah tersebut selama kurang lebih satu minggu. Akhirnya, daerah Ahumpua dikuasai Belanda. Orang-orang Belanda mulai menetap di Ahumpua. Mulailah orang-orang tersebut membangun rumah dengan atap dari seng. Nama daerah yang dulunya Ahumpua diganti menjadi Wamena, yang berarti anak babi. Pemberian nama ini akibat kesalahpahaman percakapan antara Ap huluan dengan si gadis. Itulah cerita asal mula kata Wamena.
***
Bagaimana, sekarang kalian sudah tahu bukan cerita rakyat Indonesia mengenai asal usul nama Wamena? Semoga dapat membantu kalian belajar mengenal alam Indonesia ya ^^
Postingan cerita rakyat Indonesia ini dinukil dari dua sumber, yaitu buku Kumpulan Cerita Rakyat Papua I yang diterbitkan oleh Grasindo, Jakarta dan zeksi. Untuk cerita rakyat yang lain silakan baca cerita rakyat danau toba, cerita rakyat malin kundang, cerita bawang merah bawang putih, cerita rakyat keong mas, cerita rakyat timun mas, dll. Atau bisa dipilih dari kategori di sidebar.
Sebelum dinamakan Wamena, tempat ini bernama Ahumpua. Ada cerita rakyat Indonesia kenapa Ahumpua berubah nama menjadi Wamena, dan itulah asal-usul nama Wamena.
***
Pada suatu hari, gadis-gadis Ahumpua seperti biasanya menjaga anak-anak babi. Diantara gadis-gadis itu hanya ada satu gadis yang berani melakukan sesuatu dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Tempat dimana mereka menjaga babi adalah di pinggir kali Ahumpua (sekarang kali Baliem). Mereka menjaga anak-anak babi itu sejak pagi-pagi sekali. Dan pada siang harinya, gadis-gadis ini mandi di kali Ahumpua. Tapi sebelum mandi tiba-tiba ada orang berkulit putih muncul di pinggir kali Ahumpua. Gadis-gadis itu terkejut dan berteriak, "Eye… eye… eye... ap huluan… ap huluan…” (eye artinya minta tolong untuk menyelamatkan diri, ap huluan adalah orang berkulit putih. Jadi artinya, "tolong ada orang kulit putih"). Gadis-gadis itu langsung melarikan diri ke hutan, karena takut melihat orang kulit putih.
Hanya ada satu orang gadis yang berani menghadapi ap huluan. Ia tidak peduli apa yang terjadi nanti. Ap huluan tahu kalau gadis-gadis tadi takut kepadanya. Ia pun menjaga jarak dan memberikan salam dari jauh pada gadis pemberani itu. Salam yang disampaikan Ap huluan adalah bahasa isyarat dengan cara menggerak-gerakkan tangan yang berarti jangan takut… jangan takut, namun gadis ini tidak mengerti.
Akhirnya, Ap huluan mendekati si gadis dan memberikan salam dengan menjabat tangan gadis itu. Gadis itu membalas jabatan tangan tersebut. Setelah berjabat tangan, Ap huluan bertanya pada si gadis, “Apakah nama tempat ini?”
Ketika Ap huluan menanyakan nama tempat, muncullah seekor anak babi, dan secara spontan si gadis berkata “Tu wamena…” yang artinya ini anak babi (tu adalah ini, ena adalah anak, dan wam adalah babi). Ap huluan segera mengerti dan mencatat dalam buku agendanya. Jadi, arti dari Wamena adalah anak babi. Telah terjadi kesalahpahaman antara Ap huluan dan si gadis, dan kesalahan tersebut tidak disadari oleh keduanya.
Percakapan kemudian berlanjut masih dengan menggunakan gerakan-gerakan tangan. Setelah itu, Ap huluan memberikan salam dan segera berjalan kaki ke arah Ahumpua bagian timur. Sekarang arah Ap huluan ini disebut “Wamena Timur”. Setelah Ap huluan pergi, si gadis segera berlari ke rumahnya sambil memanggil teman-temannya yang sedang bersembunyi ketakutan. Kemudian dengan menangis si gadis bercerita kepada orang tuanya. Mendengar cerita si gadis ini ada yang percaya dan ada yang tidak. Bagi yang percaya, mereka segera menyiapkan alat-alat perang dan segera mengejar Ap huluan untuk membunuhnya. Namun beruntunglah, Ap huluan tidak ditemukan. Peristiwa ini merupakan awal proses pembangunan di daerah tersebut.
Suatu ketika lewatlah pesawat yang ditumpangi oleh orang-orang berkebangsaan Belanda dan mendarat di daerah Ahumpua dengan suara yang menakutkan. Berturut-turut kemudian pesawat-pesawat lain mendarat di daerah tersebut selama kurang lebih satu minggu. Akhirnya, daerah Ahumpua dikuasai Belanda. Orang-orang Belanda mulai menetap di Ahumpua. Mulailah orang-orang tersebut membangun rumah dengan atap dari seng. Nama daerah yang dulunya Ahumpua diganti menjadi Wamena, yang berarti anak babi. Pemberian nama ini akibat kesalahpahaman percakapan antara Ap huluan dengan si gadis. Itulah cerita asal mula kata Wamena.
***
Bagaimana, sekarang kalian sudah tahu bukan cerita rakyat Indonesia mengenai asal usul nama Wamena? Semoga dapat membantu kalian belajar mengenal alam Indonesia ya ^^
Postingan cerita rakyat Indonesia ini dinukil dari dua sumber, yaitu buku Kumpulan Cerita Rakyat Papua I yang diterbitkan oleh Grasindo, Jakarta dan zeksi. Untuk cerita rakyat yang lain silakan baca cerita rakyat danau toba, cerita rakyat malin kundang, cerita bawang merah bawang putih, cerita rakyat keong mas, cerita rakyat timun mas, dll. Atau bisa dipilih dari kategori di sidebar.
Tag :
Cerita Rakyat,
Papua
4 Komentar untuk "Cerita Rakyat Indonesia #80: Asal Mula Nama Wamena"
thanks aq nyari crita yg g umum
mksh aq lg nyari crita rakyat yg blm q dger
oke.
Miki wWuka sebagai anak daerah Wamena, mengomentar, Cukup baik. namun ada kesalahan sedikit dari si narasumber, bahwa Nama Wamena berarti Wa: babi dan mena: jinak, salah yang tepat Wamena. Wam: babi, Ena: Jinak. demikian pun Ahumpuan yang sebenarnya Agaumowa atau agamua yang artinya Pangkuan... makasih.