Cerita rakyat Indonesia yang kali ini mau saya bagikan adalah cerita rakyat yang berasal dari Aceh. Cerita rakyat Indonesia ini berjudul Raja Parkit yang cerdik. Cerita rakyat ini berkisah tentang seekor Raja Parkit yang tertangkap oleh pemburu dan kemudian dengan akalnya ia berhasil meloloskan diri. Sebelumnya, saya ingin menginformasikan bahwa anda dapat membaca cerita rakyat lainnya, yaitu cerita rakyat Bali, cerita rakyat Jawa Tengah, cerita rakyat Jawa Timur, dan cerita rakyat Jawa Barat di bagian kategori. Bagaimana cara Raja Parkit ini meloloskan diri? Baca kelanjutannya di bawah ini. Selamat membaca...
***
Di hutan Nanggroe Aceh Darussalam yang luas dan subur, hiduplah burung-burung parkit. Burung parkit terkenal dengan suaranya yang riang dan merdu. Setiap hari, mereka hidup damai, bernyanyi bersahut-sahutan.
Suatu ketika, burung-burung ini tertangkap perekat seorang pemburu. Dengan ketakutan, burung-burung itu berusaha melepaskan diri.
Hanya Raja Parkit yang terlihat lebih tenang. "Saudara-saudaraku, tenanglah... Aku punya ide. Kalau nanti si pemburu datang, kita harus berpura-pura mati... Pada saat si Pemburu menemukan kita mati, ia akan membuang kita. Tunggu sampai hitunganku keseratus, lalu kita terbang bersama-sama!"
Rakyatnya setuju dengan usul sang Raja Parkit.
Esoknya, sang Pemburu muncul. Saat melepaskan perekat dari tubuh burung-burung itu, ia kecewa karena tangkapannya mati semua. Tiba-tiba... Bruk!!! Si Pemburu tersandung kayu, lalu jatuh. Burung-burung parkit yang sudah ada di tanah terkejut. Mereka beterbangan tanpa menunggu hitungan sang Raja. Raja Parkit itu tertangkap.
"Tolong, jangan bunuh aku...," pinta Raja Parkit kepada si Pemburu, "Sebagai imbalannya, aku akan menghiburmu dengan suaraku setiap hari..."
Sang Pemburu setuju dan membawa Raja Parkit pulang. Salah satu kaki burung itu diikat di tiang yang cukup tinggi. Setiap hari, Raja Parkit bernyanyi dengan merdu. Semua orang yang mendengar juga memuji kemerduan suara burung parkit milik si pemburu.
Kemerduan suara Raja Parkit terdengar sampai ke telinga Raja Aceh. Paduka Raja memerintahkan para pengawal menukar burung itu dengan harga benda yang melimpah untuk si Pemburu.
Setelah burung Parkit tiba di istana, ia ditempatkan di sebuah sangkar emas nan indah. Burung Parkit diberi makanan yang enak-enak setiap hari. Namun, sangkar emas dan makanan yang enak enak dan berlimpah tidak membuat Raja Parkit bahagia. Ia sangat rindu hutan rimba tempat asalnya.
Pada suatu hari, Raja Parkit berpura-pura mati. Melihat burung kesayangannya mati, Paduka Raja bersedih. Ia langsung memerintahkan petugas istana mengadakan upacara penguburan kebesaran.
Ketika upacara penguburan dipersiapkan, Raja Parkit diletakkan di luar sangkar. Tiba-tiba saja, burung parkit yang cerdik itu terbang tinggi. Ia mengepakkan sayapnya ke dalam hutan belantara Aceh. Disana, rakyatnya menyambut dengan penuh sukacita.
***
Cerita rakyat Indonesia ini memiliki pesan, yaitu kita harus sabar dengan terus berusaha agar bisa keluar dari kesulitan. Semoga cerita rakyat ini bermanfaat untuk kita semua.
***
Di hutan Nanggroe Aceh Darussalam yang luas dan subur, hiduplah burung-burung parkit. Burung parkit terkenal dengan suaranya yang riang dan merdu. Setiap hari, mereka hidup damai, bernyanyi bersahut-sahutan.
Suatu ketika, burung-burung ini tertangkap perekat seorang pemburu. Dengan ketakutan, burung-burung itu berusaha melepaskan diri.
Hanya Raja Parkit yang terlihat lebih tenang. "Saudara-saudaraku, tenanglah... Aku punya ide. Kalau nanti si pemburu datang, kita harus berpura-pura mati... Pada saat si Pemburu menemukan kita mati, ia akan membuang kita. Tunggu sampai hitunganku keseratus, lalu kita terbang bersama-sama!"
Rakyatnya setuju dengan usul sang Raja Parkit.
Esoknya, sang Pemburu muncul. Saat melepaskan perekat dari tubuh burung-burung itu, ia kecewa karena tangkapannya mati semua. Tiba-tiba... Bruk!!! Si Pemburu tersandung kayu, lalu jatuh. Burung-burung parkit yang sudah ada di tanah terkejut. Mereka beterbangan tanpa menunggu hitungan sang Raja. Raja Parkit itu tertangkap.
"Tolong, jangan bunuh aku...," pinta Raja Parkit kepada si Pemburu, "Sebagai imbalannya, aku akan menghiburmu dengan suaraku setiap hari..."
Sang Pemburu setuju dan membawa Raja Parkit pulang. Salah satu kaki burung itu diikat di tiang yang cukup tinggi. Setiap hari, Raja Parkit bernyanyi dengan merdu. Semua orang yang mendengar juga memuji kemerduan suara burung parkit milik si pemburu.
Kemerduan suara Raja Parkit terdengar sampai ke telinga Raja Aceh. Paduka Raja memerintahkan para pengawal menukar burung itu dengan harga benda yang melimpah untuk si Pemburu.
Setelah burung Parkit tiba di istana, ia ditempatkan di sebuah sangkar emas nan indah. Burung Parkit diberi makanan yang enak-enak setiap hari. Namun, sangkar emas dan makanan yang enak enak dan berlimpah tidak membuat Raja Parkit bahagia. Ia sangat rindu hutan rimba tempat asalnya.
Pada suatu hari, Raja Parkit berpura-pura mati. Melihat burung kesayangannya mati, Paduka Raja bersedih. Ia langsung memerintahkan petugas istana mengadakan upacara penguburan kebesaran.
Ketika upacara penguburan dipersiapkan, Raja Parkit diletakkan di luar sangkar. Tiba-tiba saja, burung parkit yang cerdik itu terbang tinggi. Ia mengepakkan sayapnya ke dalam hutan belantara Aceh. Disana, rakyatnya menyambut dengan penuh sukacita.
***
Cerita rakyat Indonesia ini memiliki pesan, yaitu kita harus sabar dengan terus berusaha agar bisa keluar dari kesulitan. Semoga cerita rakyat ini bermanfaat untuk kita semua.
Cerita rakyat ini dicuplik dari 108 Cerita
Rakyat Terbaik Asli Nusantara, yang diceritakan kembali oleh Marina
Asril Reza. Buku ini diterbitkan tahun 2010 oleh Visimedia, Jakarta.
0 Komentar untuk "Cerita Rakyat Indonesia #76: Raja Parkit yang Cerdik"