Apakah adik-adik mengetahui tentang buah peach?
Buah peach dikenal sebagai buah seksi yang memiliki beragam manfaat. Kalau di Jepang, buah peach atau buah persik ini bernama momo. Nah, ngomong-ngomong soal buah momo, ada nih satu dongeng anak-anak asal Jepang yang mengisahkan tentang kepahlawanan seorang anak kecil bernama Momotaro. Cerita dongeng Momotaro ini masih ada hubungannya dengan buah momo atau buah peach tadi. Bagaimana kisahnya?
Setelah nenek selesai mencuci, ia pun pulang ke rumah. Di rumah sudah ada kakek yang baru saja pulang dari ladang. Nenek kemudian menceritakan tentang buah momo yang ditemukannya.
"Kek, tadi di sungai aku menemukan buah momo yang besar ini," nenek berkata sambil menunjukkan buah momo yang besar.
"Wah, ini momo ukuran jumbo ya?" tanya kakek.
"Iya, sebentar aku ambil pisau dulu."
Nenek pun pergi ke dapur mengambil pisau. Sekembalinya dari dapur, ia langsung membelah buah momo itu. Begitu terbelah, nenek dan kakek yang belum dikaruniai anak itu terkejut. Karena, ternyata, di dalam buah momo itu ada seorang bayi. Mereka takjub.
"Bayi siapa ini?" tanya kakek.
"Oh, Tuhan, terima kasih. Mungkin ini jawaban yang selama ini kutunggu atas doa yang kupanjatkan kepada-Mu," nenek berucap syukur.
"Kira-kira, kita panggil apa dia?"
"Karena, dia keluar dari dalam momo, bagaimana kalau kita namai Momotaro?" usul kakek.
Nama Momotaro dalam cerita rakyat ini diambil dari dua suku kata, momo dan taro. Momo berarti buah persik, sedangkan taro merupakan panggilan untuk anak laki-laki.
Sejak itu, Momotaro dibesarkan dengan penuh kasih sayang oleh kakek dan nenek. Momotaro pun tumbuh menjadi anak sehat dan kuat. Bahkan, dia lebih kuat dibanding anak-anak lain seusianya.
***
"Tidak, Momo, kamu masih terlalu kecil," jelas kakek.
"Aku bisa menghajar mereka semua, 10 sampai 50 ekor hantu tidak masalah buatku!" tutur Momotaro sambil menunjukkan lengan kanannya yang kekar.
"Sudah, sebaiknya kamu tidak usah ke sana," nenek menyahuti ketika membawa nampan berisi teh.
"Aku harus ke sana! Aku harus menghajar mereka!" jelas Momo.
Karena tekad itu, kakek dan nenek mengalah. Mereka memberi restu Momotaro pergi ke Pulau Hantu. Momo dibekali pedang pendek, ikat kepala hachimaki, celana lebar hakama, dan tidak lupa kibi dango, makanan kesukaan Momotaro. Kibi dango adalah sejenis kue mochi isi kacang. Siapapun yang memakan kibi dango tenaganya akan bertambah 1000 kali lipat. Di punggung Momotaro dipasangi umbul-umbul bertuliskan "Momotaro Terkuat Nomor Satu se-Jepang!" Berbekal semua itu, Momo berjalan penuh percaya diri.
Ketika berangkat, Momotaro bertemu seekor anjing. Si anjing bertanya, "Momotaro, hendak kemanakah kamu?"
"Aku mau pergi ke Pulau Hantu, menghajar mereka karena telah mencuri barang-barang milik manusia!" jawab Momotaro.
"Bolehkah aku ikut?"
"Kalau begitu, makanlah kibi dango ini supaya kekuatanmu meningkat seribu kali lipat. Dan, jadilah anak buahku."
Si anjing pun menjulurkan lidahnya. Momotaro melemparkan kibi dango ke dalam mulut si anjing. Lalu, mereka berdua jalan kembali menuju Pulau Hantu.
Di tengah perjalanan, mereka bertemu seekor burung gagak. Si burung gagak juga menanyakan hal yang sama kepada Momotaro, seperti halnya si anjing. Si burung gagak mau ikut serta. Kemudian, Momotaro mengajaknya dan menjadikannya anak buah. Setelah memakan kibi dango, mereka melanjutkan perjalanan kembali ke Pulau Hantu.
Tidak lama kemudian, mereka dicegat seekor monyet. Si monyet juga menanyakan hal yang sama. Singkat cerita, si monyet menjadi anak buah Momotaro dan diberi makan kibi dango. Mereka pun melanjutkan perjalanan dengan penuh semangat.
Sampailah mereka ke Pulau Hantu. Disana mereka dicegat setan merah. "Mau apa kalian datang ke sini?"
"Aku. Momotaro anak terkuat se-Jepang, ingin mengambil kembali barang-barang yang telah kalian curi!"
"Jika kami tidak mau mengembalikannya?"
"Maka, rasakanlah kekuatan yang kami miliki!" pekik Momotaro.
Di tempat itu kemudian pecah keributan besar. Karena sudah memakan kibi dango, kekuatan Momotaro dan anak buahnya telah naik 1000 kali lipat. Momotaro dan anak buahnya dengan mudah mengalahkan setan merah. Anak-anak hantu yang tidak siap menghadapi perkelahian itu, lari tunggang langgang dan melapor kepada setan hitam—kepala para setan. Momotaro mengikuti mereka.
“Ada Momotaro datang!” pekik anak-anak setan, ketika mereka sampai ke tempat setan hitam.
Peringatan itu terlambat. Nyatanya, Momotaro telah berada di belakang. Dalam sekejap, Momotaro dan anak buahnya menghancurkan kawanan hantu di Pulau Hantu. Hantu-hantu dilempar-lempar dan ditusuk-tusuk. Di tengah-tengah ketidakberdayaan mereka, setan hitam mengakui kekalahannya.
“Kami tidak dapat mengimbangi kekuatan kalian. Kami mengaku kalah! Ampunilah kami! Mulai hari ini, kami takkan berbuat jahat lagi!” pekik setan hitam sambil membungkuk memberi hormat.
“Karena kamu telah memohon ampun, aku ampuni jiwamu! Sekarang kembalikan barang-barang yang telah kamu curi,” teriak Momotaro.
Setan hitam menyerahkan semua barang-barang yang telah mereka ambil kepada Momotaro. Momotaro memerintahkan anak buahnya untuk membungkus barang-barang itu dan mengembalikannya ke orang-orang yang sudah kehilangan barang-barang. Momotaro pun kembali kepada nenek dan kakek. Mereka hidup berbahagia selamanya.
Demikianlah dongeng Momotaro ini. Adik-adik bisa membaca kumpulan cerita rakyat lainnya dengan memilih di bagian cerita rakyat ya.[]
Buah peach dikenal sebagai buah seksi yang memiliki beragam manfaat. Kalau di Jepang, buah peach atau buah persik ini bernama momo. Nah, ngomong-ngomong soal buah momo, ada nih satu dongeng anak-anak asal Jepang yang mengisahkan tentang kepahlawanan seorang anak kecil bernama Momotaro. Cerita dongeng Momotaro ini masih ada hubungannya dengan buah momo atau buah peach tadi. Bagaimana kisahnya?
Cerita Rakyat Jepang: Momotaro
1. Dongeng Momotaro: Nenek Menemukan Buah Momo
Kisah ini dimulai ketika seorang nenek menemukan buah momo yang sangat besar hanyut di sungai. Si nenek yang sedang mencuci itu lalu memungutnya dan menyimpannya di pinggir sungai. Ia berpikir buah momo itu bisa dimakannya di rumah bersama kakek nanti.Setelah nenek selesai mencuci, ia pun pulang ke rumah. Di rumah sudah ada kakek yang baru saja pulang dari ladang. Nenek kemudian menceritakan tentang buah momo yang ditemukannya.
"Kek, tadi di sungai aku menemukan buah momo yang besar ini," nenek berkata sambil menunjukkan buah momo yang besar.
"Wah, ini momo ukuran jumbo ya?" tanya kakek.
"Iya, sebentar aku ambil pisau dulu."
Nenek pun pergi ke dapur mengambil pisau. Sekembalinya dari dapur, ia langsung membelah buah momo itu. Begitu terbelah, nenek dan kakek yang belum dikaruniai anak itu terkejut. Karena, ternyata, di dalam buah momo itu ada seorang bayi. Mereka takjub.
"Bayi siapa ini?" tanya kakek.
"Oh, Tuhan, terima kasih. Mungkin ini jawaban yang selama ini kutunggu atas doa yang kupanjatkan kepada-Mu," nenek berucap syukur.
"Kira-kira, kita panggil apa dia?"
"Karena, dia keluar dari dalam momo, bagaimana kalau kita namai Momotaro?" usul kakek.
Nama Momotaro dalam cerita rakyat ini diambil dari dua suku kata, momo dan taro. Momo berarti buah persik, sedangkan taro merupakan panggilan untuk anak laki-laki.
Sejak itu, Momotaro dibesarkan dengan penuh kasih sayang oleh kakek dan nenek. Momotaro pun tumbuh menjadi anak sehat dan kuat. Bahkan, dia lebih kuat dibanding anak-anak lain seusianya.
***
2. Dongeng Momotaro: Bersama Anak Buahnya, Momotaro Pergi ke Pulau Hantu
Di rumah kakek dan nenek, selalu saja ada barang-barang yang hilang. Kakek mengatakan bahwa itu ulah para hantu yang tinggal di Pulau Hantu. Mengetahui hal tersebut, Momotaro langsung meminta izin untuk pergi ke sana."Tidak, Momo, kamu masih terlalu kecil," jelas kakek.
"Aku bisa menghajar mereka semua, 10 sampai 50 ekor hantu tidak masalah buatku!" tutur Momotaro sambil menunjukkan lengan kanannya yang kekar.
"Sudah, sebaiknya kamu tidak usah ke sana," nenek menyahuti ketika membawa nampan berisi teh.
"Aku harus ke sana! Aku harus menghajar mereka!" jelas Momo.
Karena tekad itu, kakek dan nenek mengalah. Mereka memberi restu Momotaro pergi ke Pulau Hantu. Momo dibekali pedang pendek, ikat kepala hachimaki, celana lebar hakama, dan tidak lupa kibi dango, makanan kesukaan Momotaro. Kibi dango adalah sejenis kue mochi isi kacang. Siapapun yang memakan kibi dango tenaganya akan bertambah 1000 kali lipat. Di punggung Momotaro dipasangi umbul-umbul bertuliskan "Momotaro Terkuat Nomor Satu se-Jepang!" Berbekal semua itu, Momo berjalan penuh percaya diri.
Ketika berangkat, Momotaro bertemu seekor anjing. Si anjing bertanya, "Momotaro, hendak kemanakah kamu?"
"Aku mau pergi ke Pulau Hantu, menghajar mereka karena telah mencuri barang-barang milik manusia!" jawab Momotaro.
"Bolehkah aku ikut?"
"Kalau begitu, makanlah kibi dango ini supaya kekuatanmu meningkat seribu kali lipat. Dan, jadilah anak buahku."
Si anjing pun menjulurkan lidahnya. Momotaro melemparkan kibi dango ke dalam mulut si anjing. Lalu, mereka berdua jalan kembali menuju Pulau Hantu.
Di tengah perjalanan, mereka bertemu seekor burung gagak. Si burung gagak juga menanyakan hal yang sama kepada Momotaro, seperti halnya si anjing. Si burung gagak mau ikut serta. Kemudian, Momotaro mengajaknya dan menjadikannya anak buah. Setelah memakan kibi dango, mereka melanjutkan perjalanan kembali ke Pulau Hantu.
Tidak lama kemudian, mereka dicegat seekor monyet. Si monyet juga menanyakan hal yang sama. Singkat cerita, si monyet menjadi anak buah Momotaro dan diberi makan kibi dango. Mereka pun melanjutkan perjalanan dengan penuh semangat.
Sampailah mereka ke Pulau Hantu. Disana mereka dicegat setan merah. "Mau apa kalian datang ke sini?"
"Aku. Momotaro anak terkuat se-Jepang, ingin mengambil kembali barang-barang yang telah kalian curi!"
"Jika kami tidak mau mengembalikannya?"
"Maka, rasakanlah kekuatan yang kami miliki!" pekik Momotaro.
Di tempat itu kemudian pecah keributan besar. Karena sudah memakan kibi dango, kekuatan Momotaro dan anak buahnya telah naik 1000 kali lipat. Momotaro dan anak buahnya dengan mudah mengalahkan setan merah. Anak-anak hantu yang tidak siap menghadapi perkelahian itu, lari tunggang langgang dan melapor kepada setan hitam—kepala para setan. Momotaro mengikuti mereka.
“Ada Momotaro datang!” pekik anak-anak setan, ketika mereka sampai ke tempat setan hitam.
Peringatan itu terlambat. Nyatanya, Momotaro telah berada di belakang. Dalam sekejap, Momotaro dan anak buahnya menghancurkan kawanan hantu di Pulau Hantu. Hantu-hantu dilempar-lempar dan ditusuk-tusuk. Di tengah-tengah ketidakberdayaan mereka, setan hitam mengakui kekalahannya.
“Kami tidak dapat mengimbangi kekuatan kalian. Kami mengaku kalah! Ampunilah kami! Mulai hari ini, kami takkan berbuat jahat lagi!” pekik setan hitam sambil membungkuk memberi hormat.
“Karena kamu telah memohon ampun, aku ampuni jiwamu! Sekarang kembalikan barang-barang yang telah kamu curi,” teriak Momotaro.
Setan hitam menyerahkan semua barang-barang yang telah mereka ambil kepada Momotaro. Momotaro memerintahkan anak buahnya untuk membungkus barang-barang itu dan mengembalikannya ke orang-orang yang sudah kehilangan barang-barang. Momotaro pun kembali kepada nenek dan kakek. Mereka hidup berbahagia selamanya.
Demikianlah dongeng Momotaro ini. Adik-adik bisa membaca kumpulan cerita rakyat lainnya dengan memilih di bagian cerita rakyat ya.[]
Tag :
Cerita Rakyat,
Dongeng
0 Komentar untuk "[Cerita Rakyat Jepang] Dongeng Momotaro"