Di belantara Sumatera dulu pernah ada Kerajaan Pamuncak Tiga Kaum. Kerajaan tersebut dipimpin oleh tiga bersaudara, yang masing-masing bernama Pamuncak Rencong Talang, Pamuncak Tanjung Seri, dan Pamuncak Koto Tapus. Berikut cerita rakyat Indonesia yang diturunkan sampai sekarang dari mulut ke mulut orang-orang Jambi.
Hari H pun tiba, istri Pamuncak Tanjung Seri dan anak gadisnya datang ke Kerajaan Pamuncak Rencong Talang untuk ikut merayakan pesta panenan. Anak gadis Pamuncak Tanjung Seri menjadi primadona dan banyak “ditaksir” para pemuda setempat.
Tak terasa waktu sudah menjelang pagi. Istri Pamuncak Tanjung Seri kemudian mengajak anaknya pulang. Namun, anaknya masih mau berada di sana, karena itu dia mengacuhkannya. Ketika itu seorang pemuda bertanya pada si gadis, siapa yang mengajaknya pulang. “Pembantuku…” ucapnya asal. Si ibu rupanya mendengar pernyataan tersebut. Sehingga, dia jadi sakit hati sampai mereka pulang keesokan harinya.
Saat keesokan harinya, istri Pamuncak Tanjung Seri yang kesal dengan tingkah anaknya menggumam. “Tuhan, sakit hatiku dikatai anakku sendiri pembantu.” Dari doanya itu terucaplah semoga anaknya dikenai hukuman ditelan rawa berlumpur. Nah, dalam dongeng Indonesia dikisahkan bahwa waktu keduanya berada di Pulau Sangkar dan Lolo yang berawa dan berlumpur Tuhan mengabulkan doa istri Pamuncak Tanjung Seri.
Entah bagaimana caranya, si gadis terpeleset hingga ia tercebur ke dalam rawa berlumpur. Dia meronta-ronta sekuat tenaga namun justru hal itu malah menambahnya cepat tenggelam ke rawa. “Ibu… tolong aku, Ibu,” teriak gadis yang telah melukai perasaan ibunya itu.
“Aku bukan ibumu. Aku pembantumu,” jawab ibunya, sambil mengambil gelang serta selendang jambi dari anaknya. Lalu, meninggalkan putrinya begitu saja.
Akhir dari cerita rakyat Indonesia adalah sejak kejadian tersebut, daerah rawa berlumpur itu dinamai Lempur, yang berasal dari kata “lumpur”. Sementara, gelang yang diambil ibunya dibuang di sebuat tebat. Sehingga, daerah tersebut dinamai Tebat Gelang. Baca kumpulan dongeng Indonesia.
Cerita Rakyat Indonesia – Asal Mula Negeri Lempur
Suatu hari, Kerajaan yang berada di bawah pimimpin Pamuncak Rencong Talang berlimpah hasil panennya. Karena itu, hendak diadakan sebuah pesta panenan sebagai rasa syukur. Pesta panenan ini digelar dengan mengundang kerabat serta keluarga saja. Termasuk, keluarga Pamuncak Tanjung Seri – yang tak bisa hadir dan diwakili istri dan anak gadisnya.Hari H pun tiba, istri Pamuncak Tanjung Seri dan anak gadisnya datang ke Kerajaan Pamuncak Rencong Talang untuk ikut merayakan pesta panenan. Anak gadis Pamuncak Tanjung Seri menjadi primadona dan banyak “ditaksir” para pemuda setempat.
Tak terasa waktu sudah menjelang pagi. Istri Pamuncak Tanjung Seri kemudian mengajak anaknya pulang. Namun, anaknya masih mau berada di sana, karena itu dia mengacuhkannya. Ketika itu seorang pemuda bertanya pada si gadis, siapa yang mengajaknya pulang. “Pembantuku…” ucapnya asal. Si ibu rupanya mendengar pernyataan tersebut. Sehingga, dia jadi sakit hati sampai mereka pulang keesokan harinya.
Saat keesokan harinya, istri Pamuncak Tanjung Seri yang kesal dengan tingkah anaknya menggumam. “Tuhan, sakit hatiku dikatai anakku sendiri pembantu.” Dari doanya itu terucaplah semoga anaknya dikenai hukuman ditelan rawa berlumpur. Nah, dalam dongeng Indonesia dikisahkan bahwa waktu keduanya berada di Pulau Sangkar dan Lolo yang berawa dan berlumpur Tuhan mengabulkan doa istri Pamuncak Tanjung Seri.
Entah bagaimana caranya, si gadis terpeleset hingga ia tercebur ke dalam rawa berlumpur. Dia meronta-ronta sekuat tenaga namun justru hal itu malah menambahnya cepat tenggelam ke rawa. “Ibu… tolong aku, Ibu,” teriak gadis yang telah melukai perasaan ibunya itu.
“Aku bukan ibumu. Aku pembantumu,” jawab ibunya, sambil mengambil gelang serta selendang jambi dari anaknya. Lalu, meninggalkan putrinya begitu saja.
Akhir dari cerita rakyat Indonesia adalah sejak kejadian tersebut, daerah rawa berlumpur itu dinamai Lempur, yang berasal dari kata “lumpur”. Sementara, gelang yang diambil ibunya dibuang di sebuat tebat. Sehingga, daerah tersebut dinamai Tebat Gelang. Baca kumpulan dongeng Indonesia.
Tag :
Cerita Rakyat,
Sumatera Selatan
0 Komentar untuk "Cerita Rakyat Indonesia #139: Asal-Mula Negeri Lempur"