4 Kiat Praktis Menulis Naskah Drama

Pada dasarnya naskah drama adalah karya sastra fiksi yang bentuknya sama seperti cerpen dan novel. Letak perbedaannya, untuk cerpen atau novel, bentuknya naratif yang memenuhi seluruh halaman dari kiri ke kanan. Sementara, naskah drama ditulis dengan dialog antartokoh dan anotasi* tingkah laku tokoh-tokoh di dalamnya.

Langkah-langkah Menulis Naskah Drama

1. Tentukan Ide Cerita

Hal pertama yang harus ditentukan adalah ide cerita yang menjadi gambaran dasar cerita. Sejatinya, ide dasar merupakan konflik. Bukankah setiap cerita berisi konflik? Kalau tidak ada konflik, bisa dipastikan sebuah cerita akan membosankan. Ide cerita dapat mengambil dari kisah kehidupan sehari-hari. Contoh, seorang siswa baru sering dijahili teman-teman sekelasnya. Atau bisa juga menyadur dari karya sastra penulis lain, semisal cerpen, cerita rakyat, dongeng, cerita wayang, dll. 
“Bolehkah mengambil ide cerita dari karya yang sudah dipublish, seperti cerpen atau novel?”
Bolehkah mengambil ide cerita dari karya yang sudah dipublish, seperti cerpen atau novel? Boleh. Banyak penulis besar, yang menyadur atau terinspirasi karya yang sudah dipublish sebagai bagian dari mempelajari teknik menulis. Namun, yang patut diperhatikan dalam menyadur atau terinspirasi karya lain adalah tetap menjaga kode etik dalam berkarya.

2. Buat sinopsis cerita

Sesudah menentukan ide cerita, tuliskan ide cerita itu dalam sinopsis pendek. Panjangnya kira-kira setengah sampai satu halaman. Beri gambaran umum dari ide cerita yang telah didapat ke dalam sinopsis cerita ini. Tentukan peristiwa yang akan menjadi sumber cerita. 
“Ingat 5w + 1h (where, when, why, what, who, and how).”
Dengan begitu, diperoleh gambaran peristiwa apa saja yang akan terjadi. Di samping itu, dapat diperkirakan siapa tokohnya, di mana tempat kejadiannya, dan kapan terjadinya. Ingat 5w + 1h (where, when, why, what, who, and how). Alur (plot) pun akan dapat ditentukan. Saya memiliki beberapa contoh membuat sinopsis cerita dari kumpulan cerita rakyat Indonesia.

3. Start Menulis

"Ada waktu merevisi."
Semua sudah tersedia! Tinggal menuliskannya saja. Apa yang melintas di kepala tulis saja. Jangan takut salah dulu. Ada waktu merevisi. Yang penting sekarang tuliskan saja berdasarkan sinopsis yang sudah dibuat. Jika belum memahami bentuk naskah drama, silakan baca-baca di contoh naskah drama.

4. Revisi

Sesudah menuliskan semuanya, saatnya merevisi. Mulai dari ejaan, tanda baca, cara menulis, sampai masalah ide cerita. Cerita dapat berkembang dan berubah sesuai berkembangnya pemahaman. Yang harus diingat dalam proses ini adalah harus ditentukan kapan saat berhenti merevisi. 
"Yang harus diingat dalam proses ini adalah harus ditentukan kapan saat berhenti merevisi."
Bayangkan saja, jika karya yang sudah ditulis tidak ada benarnya, tentu takkan pernah diterbitkan atau dipublish. Jadi, tentukan batas waktu memperbaiki. Tidak masalah karya kita jelek, setidaknya kita telah menulis sebuah karya. Berikutnya tulis lagi karya yang baru dan lebih bagus.[]

----------
Sumber inspirasi: "Kitab Teater" karya Nano Riantiarno; "Melejitkan Otak lewat Gaya Menulis Bebas" karya Jubilee Enterprise.

----------
* penjelasan.
1 Komentar untuk "4 Kiat Praktis Menulis Naskah Drama"

Thanks, masukannya sangat bermanfaat.

Back To Top